Tabloid SAR –Masyarakat tani Desa Kalibong, Kecamatan Sibule, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan telah memasuki babak baru. Pasalnya sawah tadah hujan yang mereka kelola selama ini, kadang mengalami gagal panen. Kalaupun bisa dipanen, maka itupun juga sangat kurang maksimal hasilnya.
Berkat adanya gagasan Kepala Desa (Kades) Kalibong, Ir Andi Muh Sulihi, membuat sawah tadah hujan tersebut, sudah mengalami peningkatan hasil panen padi, sebagai upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan warganya.
Hal tersebut, lantaran sawah tadah hujan tersebut sudah dialiri air melalui program pompanisasi. Sehingga sejak adanya program pompanisasi, maka sudah mulai menghasilkan gabah setiap hektar rata-rata 8 ton setiap kali panen.
“Di desa kami ini yang ada hanya sawah tadah hujan yang sebelumnya sangat meresahkan masyarakat. Akibat faktor tidak adanya sumber air irigasi, sehingga sangat tidak produktif, bahkan lebih sering mengalami gagal panen,” tutur Andi Muh Sulihi pada media ini, Jumat (07/04/2023).
Alhamdulillah, kata Kades Kalibong tersebut, setelah adanya program pompanisasi, maka warga sudah mulai menikmati hasil panen padi yang sangat meningkat. “Kita awalnya yang menggagas sistim pompanisasi persawahan ini, sebab masyarakat kita adalah mayoritas petani,” tuturnya.
Andi Muh Sulihi yang baru kurang lebih dua tahun menjadi Kades Kalibong tersebut, mennyampaikan jika program pompanisasi persawahan tadah hujan ini baru tiga kali panen dengan hasil yang sangat menggembirakan seperti ini. Sekarang ini panen sudah dua kali setahun, sebelum adanya program pompanisasi hanya bisa panen sekali setahun.
“Kita sangat bersyukur, sebab buah padinya tampak sangat bagus,” ucapnya saat dirinya sedang meninjau langsung mesin panen Combine yang lagi memanen padi di tengah sawah tersebut.
Yah, inilah tanaman padi yang sudah mulai dipanen dan sudah tampak maksimal hasilnya, berkat adanya program pompanisasi. “Sebelum adanya program pompanisasi tersebut, mana mungkin kita bisa menghasilkan buah padi sebagus begini,” imbuhnya.
Lanjut Andi Muh Sulihi, kita memanfaatkan air tanah untuk dipompa dengan mesin diesel. Lantaran di desa kita ini tidak ada sungai yang bisa dibendung untuk dijadikan irigasi persawahan. “Kita pun sangat mengharapkan agar pihak PLN dapat membantu untuk memberikan jaringan listrik,” tukasnya.
Menurutnya, bahwa seandainya pihak PLN dapat menyiapkan jaringan listrik, maka kita bisa menggunakan pompa air listrik. “Sebab dengan menggunakan pompa air listrik, bisa menghemat biaya sampai 65%. ketimbang menggunakan pompa air mesin diesel,” ungkap Andi Muh Sulihi.
Lebih lanjut Kades yang dikenal sangat welcome kepada awak media ini, jadi itu harapan kita pada pihak PLN, agar lebih mengefisienkan biaya pompanisasi air demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat kami. “Karena menggunakan pompa air mesin diesel, bahan bakar solarnya cukup mahal,” terang Kades Kalibong tersebut.
Sejumlah warga Desa Kalibong yang dimintai pendapatnya oleh media ini, mengaku sangat bersyukur dipimpin Kades Andi Muh Sulihi. Alasannya, bahwa atas gagasannya itulah, sehingga bisa terwujud program pompanisasi air persawahan di desanya ini.
Kata warga, walau Pak Kades Andi Muh Sulihi baru kurang lebih dua tahun memimpin tapi sudah mampu mewujudkan program pompanisasi air persawahan di desa kami ini. “Kami sekarang sudah tidak lagi resah sawah kami kekuarangan air, sebab sudah adanya program pompanisasi yang awalnya digagas oleh Pak Kades,” tutur warga .
Kita lihat saja sekarang, kata warga lagi, padi yang sedang dipanen ini buahnya sangat menggembirakan. “Kami sangat berterima kasih, sebab adanya gagasan Pak Kades yang mampu mengubah sawah tadah hujan sehingga menjadi produktif. Kami sangat bersyukur memiliki Pak Kades yang peduli memikirkan kesejahteraan rakyatnya,” ungkap sejunlah warga Desa Kalibong tersebut. (Made)