Doa dari Komunitas Grass Root, untuk Kemaslahatan Bangsa dan Negara
Oleh : Rahmat K Foxchy, Aktivis Pembela Arus Bawah
BAHWA sudah menjadi takdirnya Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden Repoblik Indonesia (RI) ke-8 melalui Pilpres 2024 ini. Jadi terpilihnya Paslon 02 Prabowo-Gibran, sudah pula menjadi ketetapan mutlak bersifat rahasia dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk mengukir sejarah emas tampuk kepemimpinan nasional periode lima tahunan. Kendati juga tidak sedikit kalangan beranggapan, jika Pilpres kali ini paling berantakan pesta demokrasinya.
Terlepas adanya kontroversi dari ruang publik terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang sengketa Pilpers 2024 tersebut. Pada dasarnya Tuhan Yang Maha Esa sudah terlebih dahulu mengutus Prabowo, untuk menggantikan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sehubungan dengan hal itu, saya selaku Aktivis Pembela Arus Bawah kembali mengucapkan “Selamat Menyambut Kepemimpinan Prabowo sebagai Presiden RI untuk masa Periode 2024-2029”, kiranya sehat selalu dan senantiasa terjaga keamanannya di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Karena sebelumnya juga, saya selaku bahagian dari komunitas akar rumput (grass root) telah pula melayangkan sepucuk surat secara langsung kepada Prabowo. Untuk mengucapkan “Selamat dan Sukses” atas terpilihnya sebagai Presiden RI, menurut pengumunan KPU-RI tentang penetapan hasil perhitungan suara Capres 2024. Jadi surat dari saya itu adalah bertitelkan Aktivis Pembela Arus Bawah, Nomor : 003-DE/Arus Bawah/Adv.Dampingan/2024 tanggal 21 Maret 2024.
Saya sebagai warga negara Indonesia dari komunitas akar rumput, tentunya sangat bersyukur atas ditetapkannya Prabowo sebagai Capres terpilih pada Pilpres 2024 ini. Sesungguhnya, Prabowo sudah dinantikan sebahagian rakyat Indonesia untuk menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan dari sejak Pilpers 2014 lalu. Walau tidak sedikit pula dari kalangan akademisi dan pengamat politik yang berpandangan lain, bahwa Pilpres kali ini merupakan pesta demokrasi paling brutal sepanjang sejarah reformasi.
Saya memang bukan siapa-siapa, apalagi tercatat sebagai salah satu tim sukses Paslon 02 pada Pilpres 2024 ini walau di tingkat RT sekalipun. Tapi sejak Pilpres 2014, saya merupakan salah satu warga yang sangat mengharapkan Prabowo untuk dapat tampil menjadi pemimpin puncak di negara ini. Karena pada raut wajahnya tercermin sebuah ketulusan dan keiklasan.
Jadi bukan tanpa alasan apabila Gusdur pernah mengemukakan, “kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo (Subianto)”. Hanya saja pada Pilpres 2009, saya lebih memilih untuk menyumbangkan suara kepada Paslon SBY-JK. Sebab JK satu daerah dengan saya adalah sama-sama dari Sulawesi Selatan. Ketika itu Prabowo hanya Cawapresnya Megawati dan gagal terpilih.
Kenapa komunitas grass root harus mendoakan Prabowo seperti ini?
Sebagai pemimpin baru terpilih bagi seluruh rakyat Indonesia yang telah diutus Tuhan Yang Maha Esa, melalui poses pemilihan suara rakyat. Apalagi memang “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan” menurut pengertian bahasa latinnya disebut Vox Populi, Vox Dei. Namun itu menurut perspektif demokrasi.
Jadi dengan ditakdirkannya Prabowo terpilih sebagai Presiden RI ke-8, maka sangat beralasan apabila kami selaku masyarakat dari komunitas arus bawah sampai memanjatkan doa seperti itu, untuk menyambut lahirnya pemimpin baru bagi bangsa dan negara kita untuk lima tahun kedepan.
Pasalnya, bahwa di atas pundaknyalah sangat menjadi tumpuan harapan untuk membawa kemaslahatan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk bisa menampilkan wajah kepemimpinan nasional yang lebih menjunjung tinggi nilai-nilai kamanusiaan yang adil dan beradab, demi mewujudkan rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sekaligus untuk mengembalikan marwah nilai-nilai kehidupan demokrasi hasil perjuangan berdarah-darah aksi pergerakan reformasi pada tahun 1998 silam.
Bukan pula tanpa alasan apabila terdapat beberapa kalangan elit bangsa ini sampai juga sangat mengkhawatirkan Prabowo sebagai Presiden RI nantinya, akan berpotensi untuk tidak dapat mentuntaskan masa periode kepemimpinannya hingga pada tahun 2029 mendatang.
Apalagi umur setiap orang itu memang sudah ditakdirkan bersifat absolut dengan berketetapan rahasia dari Tuhan Yang Maha Esa, sebab umur sama sekali tidak bisa diperjuangkan untuk ditunda. Lain halnya dengan terpilihnya Prabowo sebagai Presiden RI ke-8. Walau hal itu juga merupakan suatu bentuk takdir yang tidak bersifat absolut tapi tetap menjadi rahasia Tuhan Yang Maha Esa, namun sangat bisa diperjuangkan dan juga disertai dengan iringan doa.
Faktanya, Prabowo pernah sekali berjuang sebagai Cawapres untuk mendampingi Capres Megawati tapi gagal terpilih. Kemudian tiga kali berturut-turut berjuang sebagai Capres. Karena diperjuangkan dan diijabahnya doa itulah, akhirnya ditakdirkan juga sebagai pemenang Capres 2024 ini.
Menurut Syahganda Nainggolan, salah satu pengamat politik yang cukup populer di level nasional, mengemukakan, bahwa sebenarnya Prabowo sudah menjadi Capres terpilih pada Pilpers 2019 lalu. Akan tetapi mungkin doa ijtimak Ulama saat itu baru terkabulkan melalui Pilpres 2024 ini.
“Jadi terpilihnya Prabowo pada Pilpres 2024 ini, merupakan suatu bentuk penudaan atas terpilihnya sebagai Presiden pada Pilpres tahun 2019 lalu, karena mungkin doa ijtimak Ulama saat itu belum terijabah,” tuturnya, sebagaimana dikutip penulis dari hasil tayangan wawancara Syahganda pada podcast vidio Abraham Samad SpeakUp.
Jadi sangat beralasan pula apabila terdapat khawatiran dari beberapa kalangan elit bangsa ini, jika Prabowo akan berpotensi untuk tidak dapat mentuntaskan masa periode kepemimpinannya sebagai Presiden RI sampai pada tahun 2029 mendatang.
Dengan alasan, maaf yah, karena umur 72 tahun adalah sudah pada fase lanjut usia (lansia), tentunya sangat berpotensi mengalami kerentanan terhadap serangan penyakit. Apalagi namanya takdir pada umur lansia seperti itu, patut dikatakan sudah hampir tinggal menunggu waktu panggilan Tuhan Yang Maha Esa. Kendati soal kematian apakah muda atau lansia, hal itu adalah salah satu hak prerogatif paling rahasia yang sangat tidak adapat ditunda-tunda dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Jika soal kesehatan negara bisa menjamin, sekalipun telah lansia. Karena tidak sedikit juga kepala negara di berbagai belahan dunia saat dilantik, namun justru jauh lebih tua dari umur Prabowo saat ini.
Akan tetapi jangan lupa bahwa intrik politik itu sangat bisa dimainkan dengan berbagai manuver cara apapun, bahkan dengan cara-cara keji sekalipun. Karena adagium politik itu sendiri, sudah mendalilkan bahwa “tidak ada kawan dan lawan yang abadi kecuali kepentingan”.
Faktor inilah, sehingga menjadi kekhawatiran beberapa kalangan elit dan sangat perlu pula diwaspadai adanya kemungkinan akan terjadi hal semacam itu. Karena menurut catatan sejarah, bahwa sudah terdapat beberapa kepala negara atau tokoh dunia telah tewas tertembak atau mati diracun. Jadi perlunya dilakukan pengawalan secara ekstra ketat dari sekarang terhadap diri Prabowo, agar secara dini bisa terproteksi pengamanannya dari segala bentuk potensi terjadinya peristiwa yang sangat tidak diinginkan seperti ini.
Kalau soal kudeta militer sangat tidak mungkin hal itu akan terjadi, apalagi Prabowo adalah berlatar belakang militer yang sudah sangat teruji reputasinya. Terlebih lagi tradisi militer kita lebih menjunjung tinggi nilai-nilai konstitusi yang sudah menjadi asas kehidupan demokrasi bangsa dan negara kita di era reformasi sekarang ini.
Jadi hal itulah, sehingga kami selaku komunitas arus bawah memohon melalui doa, semoga Tuhan Yang Maha Esa kiranya selalu menjaga kesehatan dan keselamatan Prabowo, selama menahkodai kepala negara dan kepala pemerintahan untuk lima tahun ke depan atau jika perlu juga dapat lebih diperpanjang bonus umurnya lagi.
Apakah doa seperti ini justru tidak berlebihan?!
Tentunya tidak juga. Sebab hanya pada pundaknyalah satu-satunya tempat menggantungkan harapan mengenai tegaknya rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia selama lima tahun ke depan, khususnya lagi bagi kami selaku komunitas akar rumput.
Soalnya, kami selaku komunitas grass root inilah yang paling rentan diperlakukan secara zalim sebagai subjek penindasan dan pengintimidasian kearogansian gaya kekuasaan. Selain juga kerap mengalami praktik-praktik pengkriminalisasian hukum. Bahkan kadang pula diperlakukan secara diskriminatif dalam sistem pelayanan publik. Akibatnya menjadi sangat sulit untuk memperoleh rasa keadilan yang bersifat esensial, menurut prinsip-prinsip perlindungan Hak Azasi Manusia (HAM).
Karena penyelenggaraan kekuasaan di negeri ini, sepertinya masih saja terkesan untuk terus melakukan perampasan terhadap hak-hak kedaulatan rakyat, terlebih lagi pada tingkat komunitas arus bawah. Sehingga tetap saja menjadi kelompok masyarakat termarginalkan, tak ubahnya justru mengalami praktik-praktik penjajahan di negaranya sendiri, bahkan lebih sadis ketimbang praktek-praktek penjajahan pada era kolonisasi pemerintahan Hindia Belanda.
Salah satu contoh yang paling dapat dijadikan sebagai pembanding, ketika pihak investor terlebih lagi yang sifatnya berskala korporasi atau berkekuatan ekonomi oligarki. Bahkan kerap menjadi sumber permasalahan terhadap hak-hak agraris komunitas lokal atau masyarakat adat.
Faktor kasus praktik-praktik mafia tanah, namun justru tak jarang menjadi sumber penyebab terampasnya hak-hak ulayat masyarakat hukum adat, khususnya terkait dengan kepentingan pengadaan lahan untuk kegiatan usaha korporasi pada sektor investasi pertambangan, sekor investasi pekebunan sawit dan sektor pengembangan perumahan beserta pada sektor investasi berskala korporasi dalam bentuk lainnya.
Akibatnya, sering kali memicu terjadinya aksi-aksi perlawanan dari kalangan masyarakat adat hingga bersifat anarkisme massa di berbagai daerah. Lantaran tersumbatnya saluaran rasa keadilan terhadap tuntutan perjuangan dari komunitas arus bawah ini, sebagai bentuk upaya untuk mempertahankan kedaulatan hak-hak agrarisnya.
Keseringannya muncul fenomena yang melanda seperti itu, khususnya terhadap hak-hak ulayat masyarakat hukum adat selama ini. Disebabkan oleh faktor pemerintah juga, terlebih pada tingkat pemerintah daerah yang justru sangat terkesan berkepihakan kepada kepentingan kegiatan usaha korporasi dengan dalih pembenaran untuk melindungi investasi.
Akibat tidak adanya keberpihakan dari pemerintah, maka mereka (komunitas arus bawah) inipun sampai tidak jarang pula yang terusir paksa dari lokasi tanah leluhurnya dengan cara-cara terintimidasi. Bahkan terdapat diantara mereka yang dikriminalisasi secara hukum dan juga diteror dengan gaya premanisme serta ada lagi diperlakukan lebih dari itu. Pada era penjajahan Hindia Belanda, menurut catatan sejarah bahwa tidak pernah sekalipun terjadi peristiwa perampasan terhadap hak-hak ulayat masyarakat adat seperti itu.
Semestinya di era kemerdekaan ini, terlebih sekarang ini sudah era pemerintahan reformasi yang telah berparadigma demokrasi. Sudah menjadi kewajiban pemerintah atas nama negara untuk bertindak melindungi hak-hak agraris masyarakat dari bentuk kesewenang-wenangan dugaan perampasan kegiatan usaha berskala korporasi. Jadi mungkin kasus seperti ini sudah namanya suatu bentuk sindikasi praktik-praktik korupsi oligarki.
Hal itulah, sehingga menjadi alasan kuat bagi kami selaku komunitas grass root, untuk mendoakan Prabowo agar senantiasa sehat dan selalu dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Kiranya setelah nantinya telah mengemban tugas sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, bisa mumpuni menghasilkan kebijakan yang pro rakyat.
Sekaligus mengambil langkah kebijakan yang semakin progresif terhadap penuntasan penanganan kasus-kasus mafia tanah. Akibat diduga kuat semena-mena merampas hak-hak agraris masyarakat, untuk atas nama kepentingan percepatan investasi.
Termasuk juga menyegerakan untuk menuntaskan penanganan terhadap sejumlah kasus sengketa lahan masyarakat lainnya, terkait dengan program pengadaan lahan pemerintah untuk kepentingan umum. Sebab faktor praktik-praktik korupsi dalam sistem birokrasi pemerintahan, kerap menjadi penyebab lahan masyarakat kadang pula digusur secara sewenang-wenang, dengan dalih tanah milik negara yang dijadikan sebagai alasan pembenaran.
Saya selaku Aktivis Pembela Arus Bawah, telah pula mencermati bahwa begitu banyaknya kasus-kasus mafia tanah yang telah dilaporkan masyarakat kepada Kemenko Polhukam, Mabes Polri, Kementerian ATR/PBN pusat bahkan tidak sedikit pula sampai dilaporkan langsung kepada Presiden RI.
Seperti salah satunya, kasus masifnya dugaan mafia tanah pada pelaksanaan pembebasan lahan PT Masmido Dwi Area yang berlokasi di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Kasus ini, sedang menjadi penanganan advokasi LSM Pembela Arus Bawah pada kantor-kantor di tingkat Pemerintah Pusat tersebut.
Belum lagi terhitung kasus-kasus mafia tanah yang juga telah dilaporkan masyarakat pada tingkat Pemeritah Provinsi/Kabupaten/Kota atau Aparat Penegak Hukum (APH) di daerah (Polda/Polres atau Kejati/Kejari). Penanganannya hingga sekarang ini sangat banyak yang sama sekali tidak berkepastian, akibat faktor kuatnya sindikasi praktik-praktik korupsi gaya kekuasaan oligarki tersebut.
Lantaran itulah, sehingga hanya pada pundak Prabowo lah sebagai Capres terpilih, saat telah mengemban tugas sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan selama lima tahun ke depan. Hanya satu-satunya yang dipandang mumpuni untuk menuntaskan terhadap kuatnya sindikasi praktik-praktik korupsi bergaya kekuasaan oligarki, khususnya terkait dengan kasus-kasus sengketa tanah yang senantiasa membawa fenomena atas terusiknya rasa keadilan pada tingkat komunitas grass root selama ini.
Akan tetapi tak kalah pentingnya lagi di sini, bahwa bagaimana Prabowo agar juga lebih mengakselerasi progres penanganan tehadap agenda-agenda pemberantasan korupsi yang sudah pula begitu dahsyatnya mentradisi melanda seluruh sendi-sendi penyelenggaraan kekuasaan mulai dari tingkat pusat sampai di tingkat desa.
Karena akibat faktor dahsyatnya praktik-pratik korupsi itulah, menyebabkan agenda-agenda reformasi birokrasi justru menjadi luluh lantak. Lantaran kekuasaan, sepertinya hanya lebih bisa terus menerus mereproduksi fenomena kemiskinan rakyat bersifat absolut sebagaimana yang terpotret pada setiap sudut-sudut negeri, dengan mengakulasi berbagai problematika ketidakadilan secara terstuktur.
Jadi begitu besarnya harapan, agar kiranya Prabowo mumpuni untuk membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara kita ini. Apalagi begitu melimpahnya Sumber Daya Alama (SDA) yang sebenarnya sangat bisa untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kendati memang sangat tidak mudah untuk merekondisi atau meng-upgrade negara kita ini agar lebih berperadaban maju, sebab memang dari sejak awalnya sudah sangat salah urus. Tapi itu tidak harus dijadikan sebagai alasan bagi Prabowo untuk tidak menunjukkan komitmen kepemimpinannya yang mumpuni untuk lebih meringankan beban bangsa ini yang sudah sangat terlalu berat saat ini.
Intinya, bahwa tidak ada omon-omon lain kecuali hanya dengan kata kunci, Prabowo jangan bikin malu donk!!! Tiga kali berjuang nyapres baru terpilih Presiden. Apa berjuang untuk diri sendiri dan kroni-koninya atau memang iklas berjuang untuk rasa keadilan rakyat, demi wujudkan rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Buktikan bahwa engkau memang dilahirkan sebagai Presiden untuk kerja nyata membebebaskan rakyat dari segala bentuk penindasan kekuasaan dan ketidakadilan terstuktur. Sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa dan melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, demi menjamin bahwa tidak ada lagi kasus-kasus kesewenang-wenangan kearogansian gaya kekusaan yang akan dialami rakyat di Bumi Nusantara ini.
Hal itulah, maka dengan akhir kata kami selaku komunitas arus bawah sehingga memanjatkan doa, dengan ucapan : Yah, Tuhan!!! Jagalah Selalu Kesehatan dan keselamatan Prabowo sebagai Presiden RI ke-8. Sudah barang tentu doa yang dipanjatkan ini adalah ditujukan ke hadirat Allah SWT. Semoga doa ini terkabulkan, (Aamiin YRA!!!)