Untuk Advokasi Warga pada Wilayah Kontra Karya PT. Masmindo Dwi Area, Aktivis Pembela Arus Bawah Segera Buka Kantor Sekretariat di Rante Balla

LUWU, Tabloid SAR – Sejumlah tokoh masyarakat adat Basse Sangtempe, khususnya di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan sangat mengharapkan agar pihak Aktivis Pembela Arus Bawah dapat mengadvokasi warga  pada wilayah kontrak karya PT. Masmindo Dwi Area.

Hal tersebut telah menjadi harapan dari sejumlah tokoh masyarakat adat tersebut, ketika diadakan dialog “Ma’salu Nenek” atau  ”bertutur silsilah keturunan” pada acara ritual adat Puang Ri Tabang pada 13 Desember 2021 lalu, sebagaimana yang digelar di Banoa Kabusungan Puang Ri Tabang, Desa Tabang, Kecamatan Latimojong.  Kegiatan acara ritual adat ini sendiri, dihadiri ratusan pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia.

Hal senada juga dikemukakan oleh Sarjoni, salah satu tokoh adat Basse Sangtempe yang merupakan warga Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong tersebut.

“Saya sangat mengharapkan agar pihak Aktivis Pembela Arus Bawah dapat menjadi LSM pendamping  untuk mengadvokasi warga berdomisili dalam wilayah kontrak karya PT Masmindo Dwi  Area ini,” ucap mantan Kepala Desa Tabang tersebut.

Apalagi pimpinan LSM ini adalah cucu saya, ucapnya, jadi saya sangat mengharapkan agar membuka kantor LSM di Rante Balla ini, supaya dapat mengadvokasi kepentingan warga terkait dengan adanya kegiatan usahan penambangan PT. Masmindo Dwi Area tersebut.

“Terlebih lagi semua warga khususnya yang berdomisili di Rante Balla ini dan Warga Kecamatan Latimojong pada umumnya adalah juga merupakan keluarga dekat pimpinan LSM ini,” terangnya.

Tuturnya lebih lanjut, soal tempat untuk dijadikan lokasi kantor sekretariat LSM ini, saya siapkan. Atau bisa juga menggunakan rumah Mamak Bangsawan yang tak lain istri mendiang Puang Parengnge Sikapa Rante Balla untuk dijadikan kantor sekretariat LSM ini.

“Rumahnya Mamak Bangsawan sangat strategis untuk dijadikan sebagai kantor sekretariat LSM ini,” kata Sarjoni.

Mamak Bangsawan pun mengiayahkan rumahnya untuk dijadikan sebagai kantor sekretariat Aktivis Pembela Arus Bawah. “Saya sangat senang jika rumah saya dijadikan kantor sekretariat LSM ini, untuk membantu setiap pemasalahan keluarga di Desa Rante Balla dan desa lainnya terhadap PT Masmindo Dwi Area tersebut,” tuturnya.

Direktur Eksekutif Aktivis Pembela Arus Bawah, Rahmat K Foxchy (berdiri) foto bersama Mamak Bangsawan adalah istri mendiang Puang Parengnge Sikapa, Rante Balla. Pada rumah Beliau inilah akan dijadikan kantor seekretariat Aktivis Pembela Arus Bawah untuk mengadvokasi warga lokal terhadap kegiatan usaha tambaang emas PT Masmindo Dwi Area.

Direktur Eksekutif Aktivis Pembela Arus Bawah, Rahmat K Foxchy sangat merespons harapan sejumlah tokoh masyarakat adat tersebut.

“Insya Allah, kita akan segera membuka  kantor sekretariat LSM di Rante Balla, tepatnya di rumah Mamak Bangsawan,” akunya pada media ini, Minggu (19/12/2021).

Lanjut ia menyampaikan, bahwa tentunya kita juga sangat mendukung penanaman investasi PT Masmindo Dwi Are untuk membuka ekspolitasi pertambangan emas di Latimojong tersebut.

“Jadi kehadiran LSM kita untuk membuka kantor secretariat di Rante Balla itu, tak lain untuk mengadvokasi hak-hak masyarakat lokal agar memperoleh harga ganti rugi tanah yang layak dan tidak diperlakukan secara diskriminatif oleh pihak management perusahaan tambang emas itu nantinya,” papar aktivis LSM yang akrab disapa Bang Ories ini.

Menurutnya, bahwa itulah kontribusi saya sebagai aktivis LSM pada keluarga baik yang berada di dalam lingkaran kontrak karya maupun yang berada di luar wilayah kontrak karya.

“Ya, paling tidak kantor sekretariat LSM kita di Rante Balla itu diharapkan bisa menjadi tempat mencari solusi alternatif antara warga lokal dengan pihak korporasi,” beber Bang Ories.

Tentunya, lanjut ia menjelaskan, kita akan merekrut putra-putri Latimojong yang dianggap berkompeten untuk menjadi pengurus pada kantor sektretariat LSM di Rante Balla ini.

“Jadi dengan adanya kantor sektretariat LSM di Rante Balla ini, sehingga diharapkan warga lokal bisa berdaya di tengah pengelolaan tambang emas yang sifatnya berskala multi nasional tersebut,” kunci Bang Ories. (Redaksi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *