Tabloid SAR – Kasus Proyek Awak Mas PT Masmindo Dwi Area, salah satu anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) terus menuai kontroversi dari ruang publik. Pasalnya, kehadiran perusahaan tambang emas bersatus kontrak karya yang berkokasi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini, sepertinya hanya menzalimi hak-hak ulayat masyarakat hukum adat selaku pemegang hak atas tanah yang sebenarnya.
Akibatnya, sehingga mendapat perlawanan total dari kalangan masyarakat adat Ranteballa-Boneposi, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu. Terlebih lagi perusahaan tambang emas ini kembali membongkar 6 pondok di lokasi tanah adat Kandeapi-Ranteballa pada 27 Agustus 2024, setelah sebelumnya merusak sejumlah situs kuburan kuno.
Sebagaimana dikutip dari media online Inforamsiterkini, terkait dengan adanya tindakan sewenang-wenang yang dilakukan pihak perusahaan tambang terbesar di Sulsel ini. Menyebabkan memicu kemarahan pihak masyarakat adat, untuk berencana merespons pengrusakan tersebut dengan aksi demonstrai besar-besaran.
Mengenai adanya rencana aksi demonsrasi besar-besaran yang akan digerakkan oleh pihak masyarakat adat Kandeapi-Ranteballa tersebut, nampaknya sangat mendapat dukungan dari Aktivis Pembela Arus Bawah, Rahmat K Foxchy.
“Kita sangat mendukung rencana aksi demonstrasi tersebut, sebagai bentuk perlawanan total untuk mempertahankan tanah warisan leluhur sendiri. Kalau perlu tutup saja perusahaan tambang emas itu, dari pada hanya timbulkan rasa ketidakadilan” tuturnya melalui komunikasi telepon pada hari ini, Senin (02/09-2024) dari salah satu Warkop, Jl KH Wahid Hasyim, Tana Abang, Jakarta Pusat.
Lanjutnya, jangan pernah ragu-ragu berjuang total tutup perusahaan tambang tersebut. Kan yang kita pertahankan tanah ulayat sendiri. Kalau soal sudah dibeli oleh pihak perusahaan, silahkan saja perusahaan itu tuntut pihak-pihak penjualnya. Kenapa juga perusahaan itu membayar lahan terindikasi kuat berdokumen palsu.
“Itu (surat-surat kepemilikan tanah yang dijadikan alat transasksi jual-beli) sudah dikaji pihak pejabat berwenang di tingkat pusat ini, jika lahan yang dibebaskan pihak perusahaan itu sangat terindikasi kuat berdokumen palsu,” ungkap aktivis LSM yang lebih kerap disapa Bang Foxchy ini.
Bang Foxchy lalu mengharapkan agar segenap warga masyarakat adat Ranteballa-Boneposi, supaya juga turunkan massa untuk mendukung aksi demonstrasi itu saat dilaksanakan. “Karena keadilan hanya bisa diperoleh dengan semangat kebersaman perjuangan dan pengorbanan. Kalau tidak ada semangat berjuang dan berkorban, tentunya sangat mustahil keadilan itu akan dapat diperoleh,” ucapnya.
Aktivis yang dikenal vokal ini menilai, banyak yang mengaku punya tanah warisan berharap keadilan, namun sama sekali tidak mau berjuang apalagi mau berkorban. “Kalau memang merasa telah dirampas hak-hak tanah ulayatnya, buktikan jugalah semangat kebersamaan perjuangan dan pengorabannya. Karena sepertinya, hanya masyarakat adat Kandeapi saja yang tampak gigih berjuang mempertahankan warisan tanah ulayatnya,” terangnya.
Kita dari LSM inikan, kata dia, bukan juga dewa themis (dewa keadilan –red) yang turun dari kayangan tanpa harus disokong untuk melawan kezaliman. Sebab perjuangan itu sangat butuh pengorbanan. Jadi janganlah pernah harap banyak akan memperoleh keadilan tanpa pernah berkorban dan berjuang.
Menurutnya, bahwa aksi domonstrasi itu penting, tapi jika tidak didukung dengan langkah penanganan pada ranah kebijakan publik tingkat pusat, sepertinya sukar juga untuk mendapat rasa keadilan. Apalagi yang dihadapi itu adalah koroporasi sifatnya berskala oligarki.
Hal itu, sambungnya, jadi harus memang dipadukan antara aksi demonstrasi dengan langkah penanganan pada ranah kebijakan publik tingkat pusat. Karena Pemkab Luwu sangat tidak bisa diharapkan untuk dapat memberikan penanganan solusi.
Lanjutnya, kita inikan LSM hanya sebatas peduli, sebab memang tidak ada juga sokongan dukungan. Jadi kita hanya sebisa mungkin perjuangkan rasa keadilan tersebut. Walau kita punya relasi sekuat apapun di Jakarta ini, tapi itukan tidak ada yang gratis. Istilahnya, tidak ada makan siang yang gratis. “Jadi itulah probolem yang paling mendasar untuk dapat memperjuangkan sebuah rasa keadilan,” tukasnya.
Bang Foxchy kemudian menyampaikan, kendati tidak ada sama sekali sokongan kontribusi dari siapa-siapa, terkait dengan penanganan kasus PT Masmindo di Jakarta ini. Hal itulah, sehingga dirinya memita agar jangan kita ditanya-tanya, sudah seperti apa dan sudah sejauh mana pengurusannya. “Ya, walau tidak ada yang gratis, kita masih tetap berempati untuk berupaya berjuang sebisa mungkin,” bebernya.
Pegiat masyarakat sipil (civil society) yang satu ini mengaku, jika dirinya baru saja menerima surat balasan dari Kantot Menteri ATR/BPN RI, terkait dengan laporan kasus pembebasan lahan PT Masmindo tersebut.
Namun ia tidak ingin menjelaskan secara gambalang, seperti apa isi dan materi surat jawaban dari Kantor Menteri ATR/BPN RI tersebut. “Intinya, kita akan siapkan data dan dokumen sebagaimana yang diminta dalam surat dari Kantor Menteri ATR/BPN RI tersebut,” ungkapnya.
Bang Foxchy lanjut menyampaikan, soal kasus PT Masmindo akan segera kembali kita adukan lebih lanjut kepada pihak Pemerintah Pusat berwenang. Kita juga lagi sedang mempersiapkan materi surat laporannya. Apalagi Bang Rio recananya mau ajak kita, ketemuan dengan Pak Prabowo Subianto (Presiden terpilih) di Hambalang pada Jum’at (06/09) depan.
“Hal itulah, sehingga kita juga akan siapkan surat pengaduan kasus PT Masmindo untuk beliau,” kata aktivis anti korupsi yang juga akrab disapa Bang Ories ini, dari balik handphone-nya mengaku lagi bersama dengan Bang Rio.
Hal tersebut dibenarkan oleh Amrosius Riwo, salah satu kader Partai Gerindra yang lebih akrab disapa Bang Rio ini. Lanjut ia menyampaikan melalui handphone Bang Foxchy tersebut, sebenarnya pada Jum’at kemarin (30/08), saya sudah mau ajak Bang Foxchy untuk ketemuan dengan Pak Prabowo di Hambalang.
“Saya telepon-telepon Bang Foxchy, tapi tidak juga diangkat-angkat handpone-nya. Sepertinya lebih susah menelpon Bang Foxchy dari pada menelpon Pak Jenderal,” ucapnya berseloroh.
Kata Bang Rio lagi, saya sudah sampaikan pada Bang Foxchy agar kasus PT Masmindo itu segera juga siapkan surat laporannya, untuk diserahkan pula kepada Pak Jenderal (Prabowo Subianto –red) pada Jum’at depan di Hambalang. “Kalau Pak Jenderal sudah dilantik jadi Presiden pada 20 Oktober, maka tinggal diagendakan saja proses penananannya,” tuturnya.
Insya Allah, lanjut ia menambahkan, kita akan bantu masyarakat adat yang dizalimi hak-hak tanah ulayatnya oleh pihak PT Masmindo di Luwu tersebut. Apalagi Bang Foxchy ini teman baik saya,” pungkasnya. (Zottok/Redaksi)