“Sebaiknya Direksi PT Indika Energy Merestrukturisasi Tim Management PT Masmindo”
LUWU, Tabloid SAR – Aksi demo jilid I yang digelar kelompok aktivis LSM dan wartawan yang bergabung dalam Koalisi Rakyat Bersatu (KRB) Luwu, Kamis (28/7/2022) untuk menggugat PT Masmindo Dwi Area atau Masmindo agar segera mengangkat kaki dari Bumi Sawerigading, tidak dihadiri oleh kelompok Aktivis Pembela Arus Bawah.
Hal tersebut sampai dipertanyakan oleh sejumlah pihak, bahwa ada apa pihak LSM ini sehingga tidak hadir pada aksi demo yang digelar KRB Luwu Jilid I di Kantor Bupati Luwu dan Kantor DPRD Luwu tersebut.
Bahkan ada beberapa pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu, justru tak terlepas pula mempertanyakan atas ketidakhadiran LSM yang dinahkodai oleh Rahmat K Foxchy pada aksi demo yang digelar KRB Luwu itu.
Padahal aktivis LSM yang satu ini, merupakan pendamping warga dan masyarakat adat Ranteballa yang sangat merasa dirugikan melalui pelaksanaan pembebasan lahan pada perusahaan tambang emas terbesar di Sulawesi Selatan ini.
Namun hal tersebut dijawab oleh Direktur Eksekutif Aktivis Pembela Arus Bawah, Rahmat K Foxchy pada media ini, Jumat (29/7/2022). “Saya tidak ikut dalam aksi demo KBR Luwu tersebut, sebab kita sudah saling berbagi agenda. Agenda LSM kita kan adalah mengawal proses hukum, terkait laporan kasus dugaan mafia tanah pada pelaksanaan pembebasan lahan PT Masmindo tersebut,” ucapnya.
Kendati demikian, kata aktivis LSM yang akrab disapa Bang Ories ini, mengaku sangat mengapresiasi aksi rekan-rekannya sesama aktivis LSM dan wartawan, meskipun terdapat pula sejumlah pihak sangat tidak sependapat dengan tuntutan aspirasi yang disampaikan melalui aksi demo KBR Luwu Jilid I tersebut.
Kata Bang Ories, bahwa cukup banyak juga yang menghubungi dirinya via handphone, termasuk beberapa pejabat di lingkup Pemkab Luwu, menyampaikan kenapa Abang tidak ikut dalam aksi demo KBR Luwu kemarin?
Jadi jawabannya itu tadi, karena kita sudah saling berbagi agenda. Selain, saya juga tidak ingin mengintervensi perencaan isu-isu yang akan dijadikan sebagai materi tuntutan aspirasi aksi demo oleh rekan-rekan sesama aktivis LSM dan wartawan yang tergabung dalam KBR Luwu tersebut.
Bahkan Andi Baso Juli sendiri selaku salah satu insiator dan motor penggerak aksi demo tersebut, justru beberapa kali menghubungi saya via handphone, untuk meminta kehadiran saya dalam aksi demonstasi tersebut.
Namun jawaban saya pada Andi Baso Juli, biarlah kalian rekan-rekan sesama aktivis LSM dan wartawan yang menggerakkan aksi demo tersebut. “Silahkan mengekspresikan rasa kepeduliannya sebagai lembaga kontrol sosial dalam melakukan tuntutan aspirasi, terhadap hal-hal yang dianggap sangat krusial terkait keberadaan PT Masmindo itu,” ucap Bang Ories.
Saya pun menyampaikan pada Andi Baso Juli, laksanakan aksi demo KRB Luwu Jilid I tersebut, walau saya tidak ikut sebab saya lagi mengawal proses hukum, terkait laporan dugaan praktik-praktik mafia tanah dalam area kontrak karya yang dibebaskan PT Masmindo.
“Nanti pada pelaksanaan kegiatan aksi demo KRB Luwu Jilid II, jika memungkinkan baru saya turun untuk bersama-sama menggelar aksi demo tersebut,” begitu pesan Bang Ories pada Andi Baso Juli melalui hubungan handphone.
Kendati demikian, namun aktivis LSM asal putra Bastem ini, memgaku sangat mendukung kegiatan operasional pertambangan emas PT Masmindo di Luwu ini, sepanjang itu tidak melanggar ketentuan perundang-undangan dan regulasi pemerintah yang berlaku. Tentunya pula selama tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, serta berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal agar hidup sejahtera.
Lanjut ia menyampaikan, bagaimana mungkin keberadaan perusahaan tambang emas ini, akan bisa mensejahterahkan masyarakat lokal. Sedangkan baru dalam tahap pelaksanaan progres pembebasan lahan saja, sudah menzalimi hak-hak ulayat masyarakat adat. “Sekiranya patuh pada norma-norma aturan, maka tidak akan mungkin pula mengakomodir dugaan praktik-praktik mafia tanah pada pelaksanaan pembebasan lahan di perusahaan tersebut,” terangnya.
Hal itu sangat menjadi masalah serius, kata Bang Ories, sehingga kasus dugaan mafia tanah tersebut, akhirnya kita laporkan ke Mabes Polri. “Kita pun sangat bersyukur, sebab sudah ada progres penanganan yang telah dilakukan oleh pihak Penyididik Bareskrim Polri,” imbuhnya.
Terus terang saja, lanjut ia menyampaikan, jika kegiatan operasional perusahaan tambang emas ini tidak ingin menuai berbagai masalah ke depan, maka sebaiknya Direksi PT Indika Energy merestrukturisasi Tim Management PT. Masmindo tersebut.
“Yah, sebaiknya ganti saja direktur utama dan jajaran managementnya yang tidak berkompoten,” tukas aktivis LSM yang pernah menggerakkan aksi demo di kantor KPK dan Kejaksaan Agung serta instansi pusat lainnya di Jakarta.
Alasannya, karena Direktur Utama PT Masmindo sekarang ini dianggap sangat tidak cerdas mengelola dan merespon isu-isu tuntutan aspirasi masyarakat.
“Jika tidak dilakukan restruktrurisasi terhadap tim management perusahaan tambang tersebut, saya sangat kuatir akan senantiasa terpicu potensi konflik yang sifatnya justru dapat menghambat progres pelaksanaan tahapan konstruksi pada perusahaan tambang emas ini, pada gilirannya merugikan pihak investor itu sendiri,” beber Bang Ories.
Menurutnya, bahwa adapun salah satu sumber potensi konflik tersebut adalah kasus pembebasan lahan. Hanya saja kita dari Aktivis Pembela Arus Bawah, meminta pada masyarakat adat agar menahan diri, sebab kasus ini telah ditangani oleh pihak Penyidik Bareskrim Polri. “Kalau demo melawan dugaan mafia tanah, yah boleh saja asalkan sesuai dengan prosedur dan tidak anarkis.”
“Saya inikan juga adalah bagian dari warga Ranteballa, sekaligus sebagai LSM Pendamping Masyarakat Adat Ranteballa, jadi pihak keluarga masih mau mendengar apa yang saya sampaikan. Hal itulah, sehingga tidak bergerak secara anarkis dalam menyikapi pelaksanaan pembebasan lahan PT Masmindo yang dinilai sangat bersifat kontroversial tersebut,” tutur Bang Ories.
Lanjut ia mengemukakan, sebenarnya saya juga menunggu-nunggu respon dari Direktur Utama PT Masmindo untuk bersama-sama mencari solusi. Mungkin kita dari LSM dianggapnya sangat ecek-ecek, sehingga Beliau melihat sebelah mata. Yah, kita dari LSM terpaksa harus menggerakkan aksi demo donk.
Dikemukakannya lagi, seandaianya Direktur Utama PT Masmindo cerdas mengelola isu dan tanggap dalam mengakomodir tuntutan aspirasi masyarakat, dengan menjalin komunikasi baik dengan kita-kita dari LSM, maka kami dari pihak LSM tidak perlu menggelar aksi demo.
Jadi berdasarkan penilaian itulah, kembali Bang Ories menyampaikan, maka sebaiknya Direksi PT Indika Energy merestrukturisasi Tim Management PT Masmindo, dengan menempatkan tim management baru yang tidak hanya memiliki skil, tapi juga harus cerdas mengelola isu-isu sensitif dan bersifat responsif dalam mencari solusi.
“Sebab sudah menjadi sebuah fenomena pada setiap kegiatan dunia usaha pertambangan apalagi yang sifatnya berskala korporasi, senantiasa diperhadapkan dengan berbagai isu yang tak terlepas menuai sorotan publik hingga diwarnai aksi-aksi demonstrasi,” tutur aktivis LSM yang selama ini dikenal sangat vokal tersebut.
Jadi aksi demo KRB Luwu Jilid I kemarin itu kan, ujarnya, maka itu baru sebatas pemanasan. Untuk persiapan menggelar aksi demo KRB Luwu Jilid II nantinya atau aksi-aksi demo susulan dan akan terus pula berkelanjutan sampai tuntutan aspirasi diakomodir dengan baik oleh pihak pengambil kebijakan. “Pokoknya kita tidak boleh lelah berjuang dalam melawan kezaliman perusahaan bergaya kekuasaan di kampung sendiri,” pungkasnya. (Redaksi)