Kalangan Aktivis LSM Soroti Proyek Pembangunan Ruas Jalan Bua-Toraja Utara, Desak Gubernur Sulsel Agar Segera Turun Lakukan Inspeksi

News933 views

“Diduga Salah Design Perencanaan dan Hasil Pengaspalannya Juga Sangat Tidak Berkualitas”

 

JAKARTA, Tabloid SAR – Sejumlah pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur jalan di Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya kegiatan pengaspalan jalan kembali mendapat sorotan tajam dari kalangan LSM. Salah satunya proyek pembangunan ruas jalan yang menghubungkan Bandara I Lagaligo di Bua Kabupaten Luwu dengan Kabupaten Toraja Utara.

Adapun kalangan aktivis LSM tersebut, salah satunya Direktur Eksekutif Aktivis Pembala Arus Bawah, Rahmat K Foxchy  sampai mendesak Gubernur Sulsel agar segera turun melakukan inspesksi pada proyek pembangunan ruas jalan Bua-Toraja Utara tersebut.

Pasalnya, aktivis LSM yang dinilai oleh publik Tana Luwu, sudah tidak lagi garang mengungkap kasus-kasus korupsi selama beberapa tahun terakhir ini. Rupanya sudah kembali untuk menunjukkan eksistensinya sebagai aktivis LSM yang kritis terhadap sistem kebijakan publik.

Menanggapi atas berkembangnya tudingan seperti ini, aktivis LSM yang akrab disapa Bang Ories ini, menyampaikan bahwa mengungkap kasus korupsi itu perlu dukungan data dan penanganan investigasi yang real serta kesiapan sumber dana.

LSM itukan bukan lembaga profit, kata Bang Ories, tapi merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam memainkan peran dalam memotivasi semangat kedaluatan masyarakat sipil terhadap penegakan kehidupan demokrasi. Salah satunya adalah memainkan peran sebagai pemerhati kebijakan publik dalam mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemeritahan yang baik dan bersih.

“Jadi siapapun boleh memberikan dukungan atau berkontribusi terhadap LSM kami dalam hal pengungkapan kasus-kasus korupsi. Karena LSM juga tidak bisa berbuat banyak, apabila sama sekali tidak didukung dengan semangat partisipasi publik,” tuturnya pada media ini, Minggu (21/8/2022) dan mengaku jika dirinya sedang berada di Jakarta untuk melaporkan sejumlah kasus pada Aparat Penegak Hukum di tingkat pusat.

Melalui media ini, aktivis LSM putra asal Bastem tersebut, sehingga mendesak Gubernur Sulsel agar segera turun melakukan inspeksi terhadap proyek pembangunan ruas Jalan Bua-Toraja Utara tersebut.

Alasannya, sebab proyek pembangunan ruas jalan tersebut diduga salah design perencanaan dan hasil pengaspalannya pun juga sangat tidak berkualitas. Jadi itu mendasari hasil investigasi langsung dirinya bersama rekan-rekannya sesama aktivis LSM.

“Yah, sebelum saya ke Jakarta, terlebih dahulu kita dari LSM sudah melakukan investigasi terhadap proyek pembangunan ruas Jalan Bua-Toraja Utara tersebut,” ungkap Bang Ories.

Kita sudah melihat langsung, kata dia, bahwa sangat tidak benar yah design proyek ruas jalan ini, khususnya jalur jalan di wilayah Desa Dampan, Kecamatan Bastem Utara. Itu sih namanya sudah bukan lagi mendaki atau menanjak tapi sudah namanya sangat memanjat tebing.


Tampak hasil pelaksanaan pengaspalan pada pembangunan ruas jalan Bandara Bua – Toraja Utara ini, belum difungsikan sudah retak di mana-mana. Sebaiknya Gubenur Sulsel mengevaluasi kontraktor pelaksanan pembangunan proyek jalan tersebut, supaya tidak menimbulkan kerugian terhadap keuangan negara. (Foto dokumentasi investigasi LSM)

“Masa’ sih jalur jalan ini dibuat sampai memanjat tebing seperti itu. Mana lagi bertikungan tajam pada jalur jalan pendakian yang jurangnya sangat curam dan juga dalam. Apa iyah, harus membangun jalan agar pengendara kendaraan dan penumpangnya, supaya nantinya banyak yang mati terbalik ke dalam jurang yang sangat dalam tersebut. Apakah jalur jalan ini memang sengaja dibangun dengan cara memanjat tebing seperti itu,” ucapnya dengan penuh keheranan.

Yah, tentu heran lah, lanjut Bang Ories menyampaikan, apalagi jalur jalan ini akan diproyeksikan sebagai jalan negara dalam mendukung kunjungan wisata. “Jadi mestinya didesign untuk mewujudkan pembangunan jalan yang aman dan nyaman bagi pengendera untuk semua jenis kendaraan,” imbuhnya.

Apalagi  hasil pengaspalannya, tuturnya lagi, namun justru tampak sangat tidak berkualitas akibat sudah retak di mana-mana.

“Belum difungsikan sudah retak di mana-mana, seolah-olah hanya dikerjakan asal jadi saja, semata untuk memburuh penyerapan anggaran yang nilainya hingga mencapai ratusan miliar,” sesal aktivis LSM yang beberapa tahun lalu dikenal telah banyak mengungkap kasus korupsi di Luwu Raya dan daerah lainnya.

Sebagai putra Bastem, saya mengaku sangat mengapresiasi atas dibangunnya ruas jalan tersebut, untuk membuka isolasi Bastem yang selama ini dikenal sebagai wilayah terpencil.

“Namun janganlah membangun jalan seperti kayak memanjat tebing yang bertikungan di jalur curam, sebab sangat membahayakan pengendara dan penumpangnya. Tentunya pula harus diaspal dengan kualitas yang baik,” harapnya.

Dikemukakannya lebih lanjut, sebenarnya saya sudah mau laporkan langsung proyek pembangunan jalan ini di Mabes Polri dengan delik dugaan salah bestek agar diusut melalui penegakan tindak pidana korupsi. Mumpung Mabes Polri lagi berbenah, terkait atas terungkapnya kasus pembunuhan Brigadir J.

Waktu saya ke Mabes Polri, ucap Bang Ories, saat itu bertepatan dengan pemeriksaan Irjen Pol Ferdy Sambo. Saya sebenarnya sudah mau laporkan langsung proyek ini di Mabes Polri, sesuai data hasil investigasi LSM kita. “Tapi kan kita masih pending, karena masih ingin meminta Gubernur Sulsel agar segara turun melakukan inspeksi terhadap pelaksanaan pembangunan proyek jalan tersebut,” ungkapnya.

Saya pun sangat berharap, katanya lebih lanjut, agar Gubernur Sulsel mengkaji ulang ruas jalan yang dianggap sangat memanjat tebing tersebut, untuk dipindahkan ke jalur lain yang lebih aman dan nyaman dilalui pengendara kendaraan nantinya.

“Tentunya agar juga mengevaluasi kontraktor pelaksananya, terkait dugaan salah bestek pada proyek pengaspalan jalan tersebut,” pungkas Bang Ories. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *