KKN Mahasiswa UMI Angkatan ke-74 Harapkan Pembab Bone Bangun Jembatan untuk Mengakses Lahan Persawanan Warga di Desa Parippung

News145 views

Tabliod SAR – Sungguh miris warga di Desa Parippung, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tersebut. Karena seolah masih hidup layaknya seperti pada era kuno, dengan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang sangat memprihatinkan. Sebab masih menggunakan titian jembatan bambu untuk dapat mengakses lokasi lahan pertaniannya.

Padahal Dana Desa sudah dikucurkan pihak pemerintah pusat untuk setiap desa paling kurang sebesar 1 miliar pertahun dari sejak tahun 2015. Dengan kata lain, bahwa setidaknnya sudah minimal sekitar Rp 9 miliaran alokasi Dana Desa dikucurkan melalui APBN, untuk setiap desa tertinggal selama kurun waktu dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 lalu.

Belum lagi APBD Kabupatan yang tak terlepas pula mengalokasikan pembangunan infrastruktur pedesaan, paling tidak dalam bentuk pembangunan jembatan gantung. Akan tetapi, sepertinya tidak mejangkau pada wilayah Desa Parippung tersebut.

Tampak warga Desa Parippung sedang bergotong royong membangun jembatan titian bambu untuk mengakses lahan pertaniannya.

Sebuah pertanyaan, apakah memang tidak ada sama sekali anggota DPRD Kabupaten Bone yang terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) ini. Untuk peduli memperjuangkan aspirasi masyarakat di desa ini pada sistem kebijakan anggaran melalui APBD Kabupaten Bone. Lalu dialokasikan untuk apa pula Dana Desa yang setiap tahun dialokasikan di Desa Parippung ini selama 9 tahun tersebut?

Namun begitulah faktanya yang dialami masyarakat di desa ini, sebagaimana yang dipotret oleh Alfurqan selaku Koordinator Desa Kuliah Kerja Nyata (Kordes KKN) mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Angkatan ke-74 ini.


Jembatan titian bambu yang sudah rampung dari hasil gotong royong warga Desa Parippung untuk dijadikan sebagai akses transportasi ke lokasi lahan pertaniannya. Tampak aliran sungai yang cukup lebar dan dalam airnya serta deras tersebut.

Ia mengaku sangat perhatin melihat jembatan penghubung masyarakat Desa Parippung untuk dapat mengakses lokasi lahan pertaniannya tersebut. “Soalnya hanyalah semacan titian bambu yang dibentangkan di atas sebuah sungai yang cukup lebar dan dalam airnya, serta deras tersebut. Untuk sewaktu-waktu dapat membahayakan warga yang menitinya,” begitu rilis yang disampaikan mahasiswa UMI Makassar tersebut melalui whatsapp redaksi media ini, Senin (27/01-2025).

Pasalnya, sebab jembatan titian bambu tersebut sangat sulit untuk dilalui memikul hasil-hasil pertanian warga. Terlebih lagi bagi anak-anak kecil tanpa dipandu orang tuanya, bisa-bisa terpeleset jatuh ke bawah air sungai yang cukup dalam dan deras lalu hanyut terseret arus air.

Menurutnya, apalagi pada musim hujan seperti saat ini, titian bambu menjadi sangat licin. Tentunya harus pula ekstra hati-hati menitinya agar tidak terpeleset jatuh ke bawah sungai. “Hal itulah, sehingga membuat hasil panen padi sering kali tinggal berhari-hati di tengah sawah,” ucap Alfurqan menyampaik keluhan warga Desa Parippung tersebut.

Alfurqan sangat mengharapkan kepada pihak Pemkab Bone untuk sedapat mungkin memberikan atensi, supanya masyarakat di desa ini dapat dibangunkan jembatan agar dapat mengakses lokasi lahan pertaniannya dengan lancar, mudah dan aman. “Ya, paling tidak dibangunkan jembatan gantunglah,” imbuhnya.

Ia pun sangat mengharapkan pada Kepala Desa Parippung agar juga segera memprogramkan pembangunan jembatan yang layak pada titian bambu ini. “Kita pikir Dana Desa sangat dapat pula dialokasikan untuk membangun jembatan tersebut, supaya hasil panen masyarakat dapat terdistribusi dengan lancar dari lokasi lahan persawahannya.” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *