Tabloid SAR – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Luwu menggelar kegiatan Workshop Peningkatan Kompetensi Pendidik dalam Pembelajaran Berbasis Rapor Pendidikan dan Transparansi serta Akuntabilitas BOSKIN Sekolah Tingkat Kabupaten Luwu Tahun 2024.
Kegiatan ini digelar selama tiga hari dari tanggal 9-11 Juli 2024 di Palopo Hotel, dibuka Asisten I Pemerintahan Kabupaten Luwu, Ahyar Kasim, SH, MH mewakili Pj Bupati Luwu. Selasa, 9 Juli 2024.
Diikuti 3 perwakilan guru dari sekolah di Kabupaten Luwu yang rapor pendidikannya diatas rata-rata baik berdasarkan hasil asesmen nasional tahun ajaran 2023-2024 plus sekolah penggerak yang mendapatkan BOSKIN. Menghadirkan para pemateri berkompeten dan dikemas dalam Tema Kurikulum Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar dan Bergerak Bersama Lanjut Merdeka Belajar Menyongsong Kurikulum Nasional.
Asisten I, Ahyar Kasim dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan workshop merdeka belajar ini.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Luwu, mewakili Pj Bupati Luwu, kami sampaikan terima kasih dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Secara khusus kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, semoga kegiatan ini berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya,” tuturnya.
Ahyar tak lupa mengharapkan kepada para pemateri untuk membuka sesi dialog dan para peserta agar kegiatan ini diikuti hingga selesai dan tertib. “Sebab dengan sesi dialog, peserta lebih dapat mengeksplore kemampuan kompetensinya dalam menerapkan metode pembelajaran sistim kurikukum Merdeka Belajar tersebut,” terangnya.
Asisten I juga menjelaskan bahwa pendidikan di Kabupaten Luwu untuk saat ini masih di bawah Lima besar. “Status dan tingkat pendidikan di Kabupaten Luwu tinggi. Namun secara data rendah,” ungkapnya.
Lanjut ia menjelaskan, kesemua itu disebabkan tidak validnya data, Perencanaan Berbasis Data (PBD) sebagai bentuk pemanfaatan data pada platform rapor Pendidikan yang bentuk intervensi satuan maupun dinas pendidikan maupun pemerintah daerah terhadap mutu dan capaian pendidikan yang bertujuan untuk mencapai peningkatan serta perbaikan mutu pendidikan yang berkesinambungan.
Hal ini terjadi, kata Ahyar, akibat kurangnya publikasi dan edukasi oleh para pelaku pendidik itu sendiri. “Olehnya itu, berdasarkan Permendikbud Ristek Nomor 63 Tahun 2023 Tentang Juknis Pengelolaan Dana BOSP Penerima Dana BOS Kinerja kemudian Peraturan Mendikbud No 12 Tahun 2024 Tentang Penerapan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum yang berlaku untuk Setiap Jenjang Anak Usia Dini Pendidikan Dasar, serta hingga Pendidikan Menengah,” papar dia.
Menurutnya, bahwa di Kabupaten Luwu salah satu yang memperlambat peningkatan kapasitas dan mutu pendidikan adalah pengalokasian anggaran pada dinas pendidikan di kabupaten Luwu selama ini lebih fokus pada pembangunan fisik setiap tahunnya, yang mencapai 80%. Sementara untuk peningkatan kapasitas dan SDM di bawah angka 20% saja.
Seorang guru, kata Ahyar lagi, harus mampu hadir di tengah masyarakat sebagai contoh dan tauladan yang baik bagi muridnya. “Guru di Kabupaten luwu ini perlu peningkatan kapasitas, mutu, SDM dan kuantitatif tertentu sebagai seorang guru. Bukan sekedar melaksanakan kewajibannya akan tetapi bagaimana setelah mengikuti pelatihan ini ada peningkatan kapasitas dan mutu sebagai seorang pendidik, yang secara signifikan. Ini yang harus tertanam dalam diri kita sebagai seorang guru.
“Terakhir saya mau sampaikan sebagai motivasi bahwa tidak semua orang bisa menjadi guru, dan tidak semua guru mampu menjadi pendidik. Pergunakan dana BOS ini sesuai dengan petunjuk dan prosedur yang ada” tutup Asisten I Pemkab Luwu ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Kabupaten Luwu, Andi Palanggi, S.STP, saat memberikan sambutan membeberkan bahwa kegiatan Workshop Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Data Rapor Pendidikan Jenjang SD dan SMP di Kabupaten Luwu.
“Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Luwu dengan memanfaatkan data rapor pendidikan secara optimal,” bebernya.
Andi Palanggi juga menghimbau kepada setiap kepala sekolah untuk memberikan secara umum energi positif kepada rekan-rekan yang ada dalam sekolah, karena tanggung jawabnya sangat besar untuk memberikan pembelajaran.
Ia lalu menyampaikan, bahaw seorang kepala sekolah harus jadi pioner dan garda terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Untuk itu kami akan memantau perkembangan kinerja kepala sekolah tersebut lewat pengawas sekolah, sedangkan guru akan dipantau kinerjanya oleh kepala sekolah. Jadi kinerjanya akan terukur masing-masing dalam sekolah tersebut.
Lanjut ia meminta untuk para perencanaan berbasis data dan tidak lagi berdasarkan asumsi-asumsi. Jadi kedepan, sambungnya, kita akan kerjasama dengan BPMP akan melakukan penguatan yang mana kemarin sekolah-sekolah yang rapornya merah atau rendah dan tentu dalam hal ini kita bersama-sama pengawas dan guru penggerak yang ada di sekolah-sekolah dimanfatkan betul-betul di sekolah karna mereka sudah diberikan edukasi dan digembleng selama 6 bulan. “Banyak pembelajaran yang mereka dapat selama 6 bulan itu, maka dari itu setiap kegiatan guru penggerak diikut sertakan,” tukasnya.
Andi Palanggi lebih lanjut menjelaskan, kedepan juga Dinas Pendidikan akan mengurangi anggaran kegiatan fisik sedangkan anggaran peningkatan mutu akan ditingkatkan. “Untuk kegiatan-kegiatan seperti MGMP, KKG, MKKS, MKPS nantinya akan kita cover di DAU atau dianggaran pendidikan,” terangnya.
Menurutnya, namun untuk sarana prasarana kedepanya kita akan utamakan untuk bagunan sekolah yang memprihatinkan, untuk sekolah-sekolah yang berdindingkan papan berlantaikan tanah tahun 2025, kita akan cover di penganggaran DAK atau DAU.
Sedangkan di tahun 2025 mendatang, tambah dia, seperti yang disampaikan oleh Pj Bupati Luwu, kita akan menyelesaikan sekolah-sekolah yang Blendspod. “Insya Allah semua sekolah di Kabupaten Luwu akan mendapatkan akses internet. Untuk perencanaan itu, kita akan mulai di perubahan ini dan kita akan tuntaskan di tahun 2025,” pungkas Kadis Dikbud Kabupaten Luwu tersebut. (Herman)