Tabloid SAR – Camat Tomoni Timur, Yulianus,S.Sos,M.AP pada hari ini, Jum’at (12/07-2024) membuka kegiatan musyawarah rembuk stunting di Desa Cendana Hitam Timur, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun kegiatan musyawarah tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Desa Cendana Hitam Timur, dihadiri Kepala Desa bersama jajarannya, Ketua dan Anggota BPD, Kepala Puskesmas, Babinkamtibmas, para Kepala Dusun, Pendamping Desa, Bidan Desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM), Koordinator Posyandu, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Wanita.
Camat Tomoni Timur, Yulianus dalam sambutannya menjelaskan mengenai sangat pentingnya mencegah stunting (kerdil). Hal itulah, kata dia, saya mengajak agar semua elemen masyarakat harus kerja sama dengan pemerintah desa, demi tercapainya gerakan masyarakat hidup sehat yang disebut dengan istilah Germas tersebut.
Sedangkan Gernas itu, lanjut Ia menjelaskan merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Menurutnya, bahwa kegiatan rembuk stunting ini, merupakan suatu instrumen untuk mensosialisaikan, betapa pentingnya mencegah stunting secara dini. Sehingga pencegahan terhadap stanting ini sangat perlu disosialisasikan secara baik dan berkesinambungan, agar masyarakat mengerti apa itu stunting.
Tentu langkah pencegahannya, kata Yulianus lagi, bagaimana memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. “Jadi sangat perlunya pola hidup yang sehat, makan yang bergizi sejak ibu hamil dan balita serta menciptakan lingkungan yang bersih,” terangnya.
Hal senada juga dikemukakan oleh Kepala Puskesmas Tomoni Timur yang diwakili oleh Yulin Pangulu. “Jadi adanya rembuk stunting yang digelar dalam bentuk forum musyawarah desa ini, supaya pendekatan sosialisasi terhadap pencegahan stanting ini agar lebih menyentuh langsung di tengah masyarakat desa,” tuturnya.
Namun mengingat, lanjut Yulin menuturkan, maka Pemerintah Desa dan para stakeholder di desa sangat diharapkan menjadi ujung tombak untuk menjadi garda terdepan dalam mesosialisasilan pencegarahan terhadap stanting tersebut. “Jadi itulah tujuannya, sehingga kita membahas dan menetapkan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting di desa,” tukasnya.
Karena pencegahan stanting, sambungnya, sudah pula merupakan bagian dari rencana kerja Pemerintah Desa. Maka rembuk stanting ini dilaksankan sebelum Pemerintah Desa melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes).
Yulin lebih lanjut mengemukakan, pembahasan kegiatan rembuk stunting ini dapat memberikan wawasan kepada masyarakat desa, bahwa betapa pentingnya konvergensi stunting desa, dan strategi pencegahan serta penanganan dan contoh kegiatan pencegahan serta penanganan Stunting di desa.
Namun tak kalah pentingnya lagi, lebih lanjut ia mengemukakan, mengenai peran KPM) Sebab KPM lah yang menjadi garda terdepan dalam menangani langkah pencegahan stanting di desa.
Jadi KPM itu, lanjut ia menjelaskan, merupakan warga masyarakat desa yang dipilih melalui musyawarah desa untuk bekerja membantu Pemerintah Desa dalam memfasilitasi masyarakat desa dalam merencanakan,melaksanakan dan mengawasi pembangunan sumberdaya manusia di desa.
Kita pun sangat berharap, tambahnya, agar KPM di Desa Cendana Hitam Timur dapat pro aktif untuk senantiasa melakukan monitorang ibu-ibu hamil dan Baduta/Balita, tentunya berkoordinasi dengan Bidan Desa dan Koordinator Posyandu.
“Intinya, bahwa KPM harus pula senantiasa mengacu pada ketentuan Jutnis dan Jultak yang sudah menjadi standar dalam melaksanakan tugas terhadap penanganan stanting tersebut,” kunci Yulin Pangulu. (Made)