Tabloid SAR – Musim hujan senantiasa dirindukan jika sedang terjadi musim kemarau berkepanjangan. Pasalnya, sebab air hujan sangat membawa berkah bagi kehidupan di muka bumi.
Akan tetapi jika air hujan yang turun itu sangat berintensitas tinggi, maka justru akan menjadi sumber petaka untuk menimbulkan bencana alam baik dalam bentuk bencana banjir maupun dalam bentuk bencana tanah longsor.
Seperti musim hujan pada tahun ini, tampak sejumlah daerah kembali dilanda fenomena bencana banjir. Hal itu pula yang juga melanda pada sejumlah desa di Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Akibatnya, menjebol 2 tanggul penanggulangan banjir sampai juga berdapak untuk merusak bagunan sarana dan prasarana umum beserta rumah-rumah penduduk. Terlebih lagi petani mengalami gagal panen seperti petani sawah, petani kebun dan petani empang.
Lantaran terjadinya bencana banjir pada Selasa, (16/04-2024), gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 668 Pempengan Pantai salah satu yang terdampak oleh terjangan banjir pada malam itu. Menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan.
Kendati masih dalam suasana genangan air bajir setinggi paha orang dewasa. Namun Kepala SDN 668 Pompengan Pantai beserta sejumlah pendidik, masih tampak terlihat untuk mengunjungi gedung sekolah yang ditempatinya mengabdi, untuk mencerdaskan generasi anak-anak negeri yang telah menjadi peserta didiknya tersebut.
Menurut Kepala SDN 668 Pompengan Pantai, Nasra bahwa luapan banjir akibat jebolnya 2 tanggul yang ada di bibir sungai di Desa Pompengan tengah ini, sehingga juga berdampak ke tetangga desa lainya. “Kita sangat berharap adanya perbaikan pada area tanggul yang jebol tersebut guna mengantisipasi terjadinya banjir susulan,” tuturnya.
Nasra mengemukakan sangat bersyukur, sebab banjir yang menerjang Desa Pompengan Tegah dan Desa Pompengan Pantai tidak menimbulkan korban jiwa. “Alhamdulillah, kita sangat syukuri banjir kali ini tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Hanya saja menimbulkan kerugian bagi perekonomian masyarakat, sambungnya, akibat terjadinya banjir tersebut, menyebabkan petani menjadi gagal panen. “Sangat banyak kerugian yang dialami petani sawah, petani kebun dan petani tambak mengalami gagal panen akibat terjangan banjir tersebut,” kata Nasra dengan nada sedih.
Harapan Kepsek yang dikenal sangat ramah ini, mengaku belum melihat secara keseluruhan kondisi fisik bangunan sekolahnya tersebut. Karena luapan air banjir masih cukup dalam, apalagi sungai di sini cukup banyak buayanya.
Kita hanya berharap, tambahnya, kiranya Dines Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu bisa memberikan bantuan rehab pada bangunan sekolah kita ini yang juga sedang diterjang banjir ini.
“Sudah dapat dipastikan akan ada kerusakan bangunan sekolah akibat dari terjangan banjir. Kalau banjirnya sudah surut kembali, baru dipastikan seperti apa kerusakan bangunan sekolah kita ini,” pungkas Kepsek yang begitu welcome kepada awak pers tersebut. (Herman)