PT Masmindo Makin Tuai Aksi Perlawanan Masyarakat Adat, Mak-Mak di Desa Ranteballa Turut Blokir Akses Jalan Perusahaan Tambang  

News1,163 views

Memperoleh Perhatian Serius dari Kemenko Polhukam

 

Tabloid SAR –  Keberadaan perusahaan pertambangan emas PT Masmindo Dwi Are (Masmindo) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, nampaknya semakin menuai aksi perlawanan dari masyarakat adat Ranteballa-Boneposi, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Pasalnya, salah satu anak perusahaan INDY GROUP (PT Indika Energy Tbk) ini tidak hanya diduga kuat telah merampas lokasi tanah masyarakat adat, tapi juga sangat disinyalir mendiskrimanasi warga usia produktif di wilayah kontrak karyanya.

Terlebih lagi perusahaan pertambangan emas terbesar di Sulawesi Selatan ini, sepertinya juga sudah mulai menjadi sumber pontensi ancaman bencana tanah longsor. Sehubungan dengan terjadinya peristiwa tanah longsor yang hampir menimbun satu unit mobil dumk truck di jalan poros wilayah Desa Boneposi.

Menurut warga di desa ini, bahwa terjadinya peristiwa tanah longsor tersebut diduga kuat akibat kegiatan pengeboran pertambangan yang menyebabkan tanah menjadi labil. Hal ini, maka timbul kekhawatiran masyarakat desa setempat, sehingga mulai pula sangat merasa dibayang-bayangi rasa ketakutan akan ancaman bencana tanah longsor yang dapat saja sewaktu-waktu menimbulkan tragedi kemanusiaan.

Selain itu, maka beberapa warga masyarakat adat telah juga mulai kembali menduduki lokasi tanah warisan leluhurnya. Termasuk melakukan aksi pemblokiran akses jalan keluar masuk perusahaan tambang selama tiga hari ini. Bahkan Mak-Mak di Desa Ranteballa pun turut pula melakukan aksi pemblokiran akses jalan tersebut.

Sehari sebelumnya, Mak-Mak ini justru telah melakukan aksi pemblokiran akses jalan tersebut, sebagaimana yang diposting dalam bentuk rekaman vidio salah satu akun facebook atas nama pemilik Lai Balla, dengan tak lupa pula dibubuhi tulisan : Ibu2 ini gays, siap tidur dijalanan. Jangan coba lawan Ibu2 cari seri aja susah, apalagi mau menang, sussa ko…

Lebih jelasnya lihat hasil screenshot postingan rekaman vidio di atas, mengenai aksi unjuk rasa Mak-Mak Desa Ranteballa yang sedang memblokir akses jalan keluar masuk perusahaan pertambangan emas PT Masmindo.

Sesuai pantauan media ini, pada hari ini, Kamis (02/05-2024) kembali terjadi aksi lanjutan pemblokiran akses jalan. Namun kali ini digelar dalam bentuk aksi unjuk rasa yang  diikuti massa masyarakat adat pada titik lokasi aksi di Dusun Minanga, Desa Ranteballa, Kecamatan Latimojong.

Sementera itu, maka beredar pula surat undangan Camat Latimojong, Nomor : 005/98/LTM1/V/2024 tanggal 2 Mei 2024 melalui group Whatshapp Forum Latimojong Bersatu. Tampaknya surat undangan ini belum ditandatangani Camat Latimojong. Intinya, merespons aspirasi masyarakat terkait Perekrutan Tenaga Kerja di PT Masmindo Dwi Area di Ranteballa.

Adapun pemblokiran akses jalan yang dilakukan melalui aksi unjuk rasa massa masyarakat adat tersebut, nampaknya pula memperoleh perhatian serius Pemerintah Pusat di Kantor Kemenko Polhukam.

Saat dimintai tanggapannya mengenai adanya aksi pemblokiran jalan yang dilakukan massa masyarakat adat tersebut. Sekretaris Deputi V/Bidkor Kamtibmas Kemenko Polhukam, Brigjen Pol Puja Laksana, menyampaikan yah, PT Masmindo segera selesaikan kewajibannya kepada masyarakat supaya jalan dibuka kembali. Tulis jenderal polisi bintang satu di atas pundaknya ini melalui nomor whatsappnya yang diterima redaksi media ini.

Begitu jawaban pesan singkat mantan Sekretaris Deputi VI/Bidkor Kesbang Kemenko Polhukam yang dikenal sangat familiar tersebut, dalam menanggapi terkait adanya aksi pemblokiran jalan yang dilakukan massa masyarakat adat tersebut.

(Foto atas) : Tampak massa masyarakat adat pada hari ini, Kamis (02/05-2024), sedang menggelar aksi unjuk rasa pemblokiran akses jalan perusahaan tambang. (Foto bawah) : Tampak antrian mobil PT Masmindo yang tidak bisa melintas akibat akses jalan sedang diblokir aksi unjuk rasa masyarakat adat.

Sedangkan Camat Latimojong, Nuragam membenarkan mengenai adanya surat undangan tersebut. Namun ia mengatakan, bahwa tidak jadi dilaksanakan rapat sebagaimana jadwal waktu dimaksud dalam undangan tersebut. Tanpa menjelaskan lebih lanjut apa alasan undangan rapat ini sehingga tidak jadi dilaksanakan.

Soal tanah longsor yang hampir menimbun satu unit mobil dumk truk tersebut, kata Nuragam, itu biasa terjadi pada setiap musim hujan. “Saya sedang berkoordinasi dengan pihak PT Masmindo untuk meminta bantuan alat berat selamatkan mobil tertimbun tersebut,” tukasnya.

Terkait dengan aksi unjuk rasa pemblokiran akses jalan perusahaan tersebut, Camat Latimojong ini, lalu menyampaikan bahwa tuntutan aspirasi aksi unjuk rasa itu boleh saja yang penting tidak melanggar hukum.

Sejumlah personil management PT Masmindo, terlebih lagi External Relations Manager PT Masmindo, Yhudi Purwandi, lebih lanjut dikonfirasi melalui nomor whatsappnya masing-masing. Untuk dimintai tanggapannya mengenai kasus tanah longsor yang hampir menimbun satu unit mobil dumk truck dan aksi unjuk rasa pemblokiran akses jalan yang dilakukan massa masyakarat adat pada hari ini.

Akan tetapi hingga berita ini dirilis untuk kebutuhan informasi publik, namun tidak ada satupun dari personil management perusahaan pertambangan emas tersebut yang memberikan respons tanggapan yang semestinya. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *