PADA tahun 1962 Rachel Carlson pernah mengemukakan satu manuskrip yang bercerita tentang bahaya residu pestisida. Ia juga menyematkan peringatan bahaya industri yang memiliki watak yang dapat memberikan ancaman bagi keberlanjutan lingkungan yang kelak akan menjadi masalah untuk masa depan bumi. Hal ini turut menandai sebuah kecemasan umat manusia soal fungsi satu-satunya planet yang dihuni makhluk hidup ini.
Penulis : Muh. Aswan Musa S.Ak
BUKU Silent Spring yang ditulis Carlson itu mau mengabarkan sebuah aba-aba bahwa manusia saat ini juga harus berpikir tentang kelestarian planet ini. Beberapa tahun kemudian Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadikan program lingkungan sebagai isu penting.
Mereka menggelar konferensi dunia di Stockholm yang mendorong pembangunan berkelanjutan. Saat itu juga dicetuskan sebagai hari lingkungan hidup yang dirayakan pada tanggal 5 Juni setiap tahun.
Semua negara menganggap perlu mendorong slogan yang berkembang kemudian, yakni pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan berkelanjutan, kemudian menjadi topik baru dalam segala kebijakan tentang perencanaan pembangunan di berbagai negara.
Hingga saat ini Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan komitmen global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030. Konsep SDGs sebagai satu gagasan mengembangkan dunia memiliki tujuan yang saling terkait, mencakup berbagai aspek keberlanjutan seperti penghapusan kemiskinan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, kesetaraan gender, perlindungan lingkungan, dan upaya untuk mencapai perdamaian dan keadilan.
Indonesia sebagai negara berkembang harus berakselarasi cepat menafsirkan SDGs ke dalam struktur kehidupan masyarakat melalui pemerintah pusat hingga ke desa.
Baru-baru ini Desa Wonorejo, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan berhasil meraih penghargaan pada lomba SDGs Desa yang berkaitan dengan menciptakan Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan.
Penghargaan itu diberikan saat kegiatan penutupan kegiatan International Conference on Sustainable Rural Development. Keberhasilan yang mesti dilihat secara utuh bahwa dalam proses itu menitikan banyak keringat yang berperan aktif, termasuk Pendamping Desa, Masyarakat Wonorejo, dan Pemerintah Luwu Timur yang secara teknis banyak diperankan oleh Dinas PMD. Ini adalah fakta keberhaslilan yang diraih dari kolaborasi terbuka melibatkan banyak orang.
Kegiatan itu juga menobatkan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, karena dianggap menjadi salah satu pemegang peran penting dalam keberhasilan pencapaian SDGs. Tidak hanya menginisiasi program, tetapi juga memberikan pendampingan, dukungan kebijakan, peraturan, dan anggaran salah satunya Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang menjadi bagian Visi-Misi pemerintah Kabupaten Luwu Timur.
Dalam penggunaan BKK, ada banyak menu pembangunan di desa yang berkolerasi positif dalam SDGs. Pemerintah daerah mengakui pentingnya keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan karenanya mereka mengadopsi pendekatan partisipatif dalam merumuskan kebijakan dan rencana pembangunan.
Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dapat mengintervensi poin penting di dalam SDGs, sehingga ruang ini bisa menjdi instrumen yang kuat untuk berkontribusi dalam pencapaian SDGs. Indikator ini tercatatat dalam Peraturan Bupati No 5 Tahun 2023 dan secara teknis diatur dalam Peraturan Kadis PMD No 38 Tahun 2023.
Satu fakta bahwa Visi-Misi Bupati Luwu Timur dapat berkolaborasi bersama gagasan berdimensi global yang didorong oleh negara-negara di dunia, sebagai ikhtiar mempertahankan kehidupan manusia yang berkelanjutan.
Pemerintah daerah telah berhasil menerjemahkan gagasan tersebut menjadi satu nilai yang bisa diterapkan ditingkatan lokal yakni desa, seperti slogannya Bring Global Goals To Local Level (Menghadirkan Tujuan Global Ke Level Lokal).
Poin utama yang mesti dimaknai dalam keberhasilan pada pencapaian ini bukan hanya penghargaan semata, dibalik itu ada maksud menginspirasi dan memotivasi setiap kalangan bahwa kolaborasi dan partisipasi menjadi bagian utama dalam menciptakan atmosfir pemerintahan yang baik.
Penulis adalah Kepala Desa Balai Kembang dan Ketua DPC APDESI Kab. Luwu Timur.