Tabloid SAR – Sekelompok massa kembali menggelar aksi demonstrasi menyoal proses rekrutmen tenaga kerja PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) pada hari ini, Senin (27/10-2025). Mereka yang menggelar aksi demonstrasi tersebut, merupakan gabungan warga Kecamatan Bua bersama sejumlah aliansi dan mahasiswa.
Adapun aksi demonstrasi kali ini digelar langsung pada Jalan Trans Sulawesi depan Pintu 1 PT BMS, Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Aksi yang dimulai sejak pukul 14.00 WITA tersebut memblokade Jalan Trans Sulawesi dari dua arah, sehingga menyebabkan kemacetan panjang hingga sekitar pukul 17.00 WITA.
Dari awal aksi, pihak perwakilan demonstran telah meminta agar bisa masuk ke dalam kantor PT BMS, untuk menemui langsung pihak management PT BMS. Kemudian dimediasi oleh pihak Polres Luwu di lokasi aksi, maka rupanya pihak perusahaan langsung memberikan tanggapan, dengan mempersilahkan tiga orang perwakilan dari pihak demonstran.
Akan tetapi peserta aksi sepertinya sangat menolak, jika hanya tiga orang saja dari perwakilan demonstran yang diizinkan masuk untuk bernegoisasi langsung dengan pihak management perusahaan. Hal ini, maka pihak Polres Luwu sebagai mediator, kembali menyampaikan bahwa pihak demonstran membatalkan untuk masuk dengan hanya tiga orang perwakilan, tapi justru meminta agar pimpinan PT BMS keluar untuk temui massa aksi.
Karena melihat desakan aksi demonstran dan permintaan dari pihak pengamanan serta telah terjadi kemacetan panjang di jalan nasional, akhirnya pihak management perusahaan menemui langsung massa aksi di depan pos 1 pintu masuk PT BMS tersebut.
Tampak Site Manager PT BMS, Muhammad Aldin didampingi salah satu Staf Legal PT BMS, Didit, untuk memimpin pihak management perusahaan saat menemui massa aksi demonstran. Pada kesempatan itu pula, pihak perwakilan aksi demonstran menyampaikan empat tuntutannya, berikut :
- Tolak segala bentuk pengurangan tenaga kerja;
- Berdayakan masyarakat lokal;
- Transparansi tenaga kerja lokal; dan juga
- Transparansikan 70/30 tenaga kerja PT BMS tersebut.
Namun Muhammad Aldin langsung pula menjawab tuntutan aksi demonstrasi, dengan menyampaikan bahwa untuk pengurangan tenaga kerja, kita tidak bisa hindari, karena project telah selesai.
Kendati demikian, kata dia, perusahaan tetap mengambil kebijakan pada pekerja konstruksi masyarakat lokal untuk masih diberikan kesempatan pertama agar mengikuti seleksi rekrutmen ketenagakerjaan,” tuturnya.
Lanjutnya, terkait pemberdayaan tenaga kerja lokal dan transparansi penerimaan, sudah kita dilakukan. Hal itu, berdasarkan data dari mitra seleksi perusahaan.
Menurutnya, bahkan persentase pemberkasannya itu justru sampai mencapai 72-73% yang lolos berkas adalah masyarakat Luwu ( KTP 7317), belum termasuk masyarakat Luwu yang berdomisili di luar daerah.
Lebih lanjut ia menyampaikan, soal mengenai transparansi ketenaga kerjaan, sudah kami laksanakan sejak dari awal pendaftaran sampai pengumuman pemberkasan. “Hal itu, kami sampaikan melalui website resmi PT BMS,” terangnya.
Ia pun menambahkan, sedangkan terkait data tenaga kerja di PT BMS ini, maka secara berkala setiap tiga bulan kita laporkan Pemerintah Kabupaten Luwu melalui Dinas Ketenagakerjaan.
“Pada prinsipnya, bahwa kehadiran PT BMS di Luwu ini sangat memprioritaskan untuk merekrut calon tenaga kerja lokal,” pungkas Site Manager PT BMS tersebut. (Herman)






