Kabag Humas Pemkab Luwu, Ansir Ismu. (Foto eksklusif)
Kabag Humas Pemkab Luwu : Kita Sangat Harapkan Event Budaya Nasional Ini Berlangsung Sukses
LUWU, Tabloid SAR – Kedatuan atau Kerajaan Luwu, akan segera menjadi tuan rumah Festival Kraton Nusantara (FKN) XIII, sebagaimana yang akan diselenggarakan dari tanggal 6 September hingga 12 September 2019 mendatang.
Lalu apa pendapat Kabag Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu, Ansir Ismu dalam menyambut penyelenggraan event terbesar budaya nasional yang digelar setiap dua tahun secara bergiliran di antara Kerajaan Nusantara tersebut?
Menurutnya, bahwa setiap event sekecil apapun bentuk kegiatannya, maka sudah dapat dipastikan akan merespons berbagai kontroversi dari masyarakat.
“Apalagi namanya kegiatan FKN ini, merupakan sebuah event budaya berskala nasional. Tentunya pula, tak terlepas merespons berbagai pendapat yang bersifat pro kontra di tengah masyarakat,” tutur mantan Kadis Pariwisata Kota Palopo itu pada media ini, pada Minggu malam (04/08/2019) lalu.
Ansir Ismu lalu menyampaikan, namun jelasnya, bahwa kita sangat mengharapkan agar event budaya nasional ini berlangsung sukses. “Itu sudah merupakan harapan kita di Pemkab Luwu,” tukasnya.
Jadi mengenai adanya event ini, tuturnya lagi, maka itu jelas akan sangat memungkinkan untuk dapat memberikan ekspektasi kuat dalam mendorong pertumbuhan jasa industri dunia usaha kepariwisataan di Tana Luwu ini ke depan.
Apalagi event ini, kata dia, tidak hanya menghadirkan raja-raja dari ratusan kerajaan se-Nusantara, tapi juga sejumlah raja-raja dari luar negeri, dengan masing-masing membawa rombongan yang cukup banyak.
“Pokoknya ada ribuan tamu kehormatan yang akan menghadiri event FKN ini, sebagaimana kegiatannya akan dipusatkan di Kota Palopo nantinya,” ungkap Kabag Humas Pemkab Luwu yang juga digelar Opu Tendriabeng tersebut.
Hal itu, lanjut ia menyampaikan, sehingga event FKN ini akan sangat memberikan dampak positif terhadap pergerakan ekonomi, tidak hanya bagi Kota Palopo tapi juga bagi Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur, khususnya bagi masyarakat pelaku jasa perhotelan dan restoran atau rumah makan.
Mengingat, kata Ansir Ismu lagi, sebab kamar hotel dan penginapan di Palopo itu, tidak cukup menampung rombongan tamu FKN yang jumlah ribuan itu. “Tentunya sebagian tamu-tamu tersebut, juga didistribusikan pada hotel-hotel atau penginapan yang ada Luwu dan Luwu Utara,” imbuhnya.
Namun untuk Luwu Timur, sambungnya, ada juga kegiatan FKN yang digelar dalam bentuk festival Danau Matano. “Maka itu jalas akan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat pelaku jasa perhotelan dan rumah makan di Luwu Timur tersebut,” terangnya.
Tentunya hal ini, Ansir Ismu lanjut menjelaskan, sehingga tak terlepas pula memberikan kontribusi pemasukan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada kempat daerah di Tana Luwu ini dari sektor retribusi perhotelan dan rumah makan.
Dikemukakannya, bahwa Kedatuan Luwu yang sangat kaya keragaman budaya, termasuk Toraja juga dapat menjadi salah satu agenda kunjungan wisata para tamu FKN nantinya, sebab daerah ini sudah sangat dikenal dengan ikon wisata budayanya yang sudah mendunia.
“Apalagi menurut latarbelakang sejarahnya, bahwa Toraja itu juga masuk dalam wilayah Kerajaan Luwu pada zamannya. Termasuk Kolaka dan Poso serta daerah-daerah lainnya,” ungkap salah satu tokoh masyarakat adat Luwu kelahiran Bua ini.
Kembali ia menjelaskan alasannya mengenai Toraja tersebut, karena Toraja pada zamannya berdasarkan fakta empiris paling nyata dalam sejarah, merupakan salah satu wilayah onder afdeling Kerajaan Luwu pada zaman Pemerintahan Belanda, yang disebut dengan istilah Selfbestuur Luwu. “Itu sebagai fakta sejarah yang sangat tidak terbantahkan.”
Jadi adanya penyelenggaraan FKN XII ini, sehingga dapat menjadi momentum yang paling tepat dalam memperkenalkan, atau menampilkan keragaman atas kekayaan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal, khususnya wilayah Luwu Raya ini.
Soalnya, kata Opu Ayahnya Dhedy itu, kita masih harus menunggu sekitaran tujuh puluh tahun lebih, Kedatuan Luwu baru dapat kembali menjadi tuan rumah penyelanggara FKN.
Lebih jauh ia menyampaikan, itu berarti generasi kedua kitalah nantinya yang akan melaksanakannya kelak. “Itupun kalau budaya kita ke depan masih terpelihara di tengah dahsyatnya proses artikulasi percaturan budaya global yang semakin menghegemoni nilai-nilai kearifan lokal di negeri kita ini,” paparnya.
Lebih lanjut Ansir Ismu mengemukakan, bahwa bagaimana event FKN ini agar dapat dijadikan sebagai moment dalam mempromosikan keragaman potensi wisaya baik yang ada di wilayah ini.
Dikemukakannya pula, jika hal itu dapat ditangkap oleh dinas terkait dengan pengelolaan kepariwisataan pada masing-masing daerah di Luwu Raya dan Toraja. Maka kedepan jasa industri dunia usaha kepariwisataan akan dapat menjadi salah satu lokomotif untuk lebih mendorong pergerakan ekonomi pada wilayah ini.
Olehnya itu, harapannya lagi, sehingga pentingnya keterlibatan pers baik media cetak maupun online atau audio visual untuk menggencarkan pemberitaan atas penyelenggaraan FKN 2019 tersebut.
“Itu juga sudah menjadi agenda kita di Humas Pemkab Luwu, telah menjadikan event FKN ini, sebagai ajang promosi pariwisata sejarah, budaya dan keindahan alam,” ucapnya.
Kembali Ansir Ismu mengharapkan agar event ini dapat pula digunakan oleh masyarakat pelaku ekonomi kreatif untuk dijajakan sebagai oleh-oleh para tamu FKN yang jumlahnya ribuan terebut.
“Seperti antara lain, menjajakan kerjinan tangan dan baju-baju kaos yang menggambarkan tentang motif-motif budaya Luwu, supaya juga dapat memberikan kesan terhadap para tamu FKN ini nantinya,” pungkas Kabag Humas Pemkab Luwu tersebut. (Redaksi)