Laboratorium IPA dan Komputer, serta Ruang Perpustakaan, Termasuk Ruang Guru Dialih Fungsikan jadi RKB
LUWU, Tabloid SAR- Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Tanete di Desa Tanete, Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) adalah sebuah sekolah yang baru 3 Tahun Pelajaran (TP) menerima peserta didik, yakni mulai pada TP 2016/2017, dan TP 2017/2018, serta TP 2018/2019.
Ketika pertama kalinya menerima peserta didik pada TP 2016/2017, SMPN 1 Tanete menerima siswa-siswi baru sebanyak 40 orang.
Karena pada waktu itu, proses pembangunan SMPN 1 Tanete masih sementara berlangsung dan belum rampung. Maka angkatan perdana sekolah tersebut, terpaksa harus menumpang belajar di SMPN 1 Walenrang yang berada di Desa Tabah, Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, selama satu TP atau hingga penaikan kelas.
Pada TP 2017/2018 SMPN 1 Tanete menerima peserta didik sebanyak 70 orang. Angkatan kedua sekolah tersebut, melonjak hampir 100 pesen jika dibandingkan dengan angkatan pertamanya pada TP 2016/2017 yang jumlahnya cuma 40 orang .
Namun beruntung karena proses pembangunan SMPN 1 Tanete pada saat itu, sudah rampung. Sehingga 70 orang siswa-siswi yang baru diterima pada TP 2017/2018 telah bisa belajar di sekolah mereka sendiri, tanpa harus menumpang lagi di SMPN 1 Walenrang.
Sementara, angkatan ketiga siswa-siswi baru SMPN 1 Tanete pada TP 2018/2019 sudah tidak terlalu meningkat tajam. Karena ketika itu, sekolah baru tersebut hanya menerima pendaftar sebanyak 72 orang peserta didik.
Pasalnya SMP baru ini, hanya memiliki 3 ruang kelas belajar (RKB). Sedang jumlah peserta didik sudah 182 orang.
Artinya, setelah tiga tahun berturut-turut menerima peserta didik, SMPN 1 Tanete sudah tidak dapat lagi menampung siswa-siswinya karena hanya memiliki 3 RKB.
Sehingga terpaksa, sebagian siswa-siswi SMPN 1 Tanete harus menggunakan Laboratorium IPA dan Laboratorium Komputer, serta ruang perpustakaan dan ruang guru mereka sebagai RKB.
Hal tersebut, diungkapkan oleh Kepala SMPN 1 Tanete, Sahruna SPd, ketika ditemui diruang kerjanya, Jumat (09/11/2018).
“Karena sekolah kami hanya memiliki 3 RKB, maka terpaksa Lab IPA dan Lab Komputer, serta ruang perpustakaan dan ruang guru, kami alih fungsikan sebagai RKB untuk ditempati belajar oleh para anak didik kami,” kata Sahruna.
Ia menambahkan bahwa hal itu, dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah yang dinahkodainya tetap dapat dilaksanakan secara maksimal meski kekurangan RKB.
“Kami terpaksa mengalih fungsikan Lab IPA dan Lab Komputer, serta ruang perpustakaan dan ruang guru menjadi RKB bagi siswa-siswi kami supaya proses pembelajaran tetap bisa dilaksanakan secara maksimal,” tambah Sahruna.
Selain itu, mantan Wakil Kepala SMPN 1 Walenrang Bidang Kurikulum tersebut, menerangkan bahwa pengalih fungsian laboratorium dan perpustakaan SMPN 1 Tanete sebagai RKB bagi siswa-siswinya bukan hanya karena faktor kekurangan RKB.
“Sebenarnya pengalih fungsian Lab IPA dan Lab Komputer, termasuk ruang perpustakaan kami, bukan hanya karena sekolah kami kekurangan RKB, akan tetapi juga karena falitas dan kelengkapan laboratorium, serta perpustakaan di sekolah kami belum lengkap. Lab IPA belum ada alat prakteknya, seperti mikroscop dan sejumlah peralatan lainnya yang dibutuhkan pada saat praktek IPA. Sedangkan Lab Komputer kami, belum ada komputernya, yang ada baru mobilernya. Demikian pula dengan perpustakaan kami, juga belum diisi dengan buku-buku penunjang atau referensi,” terangnya.
Lebih lanjut, alumni Fakultas Bahasa dan Sastra Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Makassar tahun 1988 tersebut, mengungkapkan bahwa bukan hanya RKB, serta kelengkapan fasilitas laboratorium dan perpustakaan yang masih kurang di SMPN 1 Tanete.
“Kekurangan di sekolah kami ini, bukan cuma RKB, serta alat praktek pada laboratorium dan buku-buku penunjang. Tapi sekolah kami juga kekurangan tenaga pengajar atau guru. Bayangkan dari 16 orang guru di sekolah ini, baru dua orang yang sudah berstatus PNS. Yang sudah PNS baru saya dan wakil saya (Wakil Kepala SMPN 1 Tanete- red), semetara 14 orang guru lainnya, semua masih berstatus sukarela,” ungkap Sahruna dengan rada getir.
Kepala SMPN 1 Tanete tersebut, berharap agar pihak terkait dalam hal ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, bisa segera memenuhi segala kebutuhan mendesak yang masih kurang di SMPN 1 Tanete.
“Semua kekurangan-kekurangan yang saya sebutkan tadi, sudah kami laporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu. Kami berharap supaya laporan itu, bisa segera ditindaklanjuti,” tandasnya dengan rada penuh harap.
Penulis : William Marthom
Editor : Zottok