Tabloid SAR – Pada zamannya, menurut tradisi secara turun-temurun bahwa kedinastian Pemangku Adat Puang To Tombang Ri Pawele adalah selalu perempuan. Karena menurut silsilahnya dari dua belas susunan kedinastian Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele adalah selalu dipangku oleh perempuan.
Adapun Pemangku Adat Puang T0 Tombang Ri Pawele terakhir adalah Puang Lai’ Gollen. Akibat terjadinya pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Abdul Kahar Musakkar. Menyebabkan terjadi eksodus penduduk, sehingga kedinastian adat Kapuangan ini menjadi putus.
Hal itulah, maka rumpun keluarga Puang To Tombang Ri Pawele akan mengagendakan untuk merestorasi tatanan nilai-nilai kearifan lokal warisan adat leluhurnya. Bukan berarti bermasud untuk mengembalikan praktik-praktik hirarki feodalisme gaya otoritarian kekuasaan kebangsawanan seperti pada masa lampau.
Akan tetapi semata bertujuan, untuk semakin memperekat semangat kekeluargaan yang berbasiskan pada nilai-nilai kearifan lokal berparadigma adat domokratis, menurut tatanan nilai yang bersifat progresif, inklusif dan partisipatif.
Sementara itu, sehingga rumpun keluarga Pawele di kampung mulai diwacanakan untuk menunjuk Ibu Tetin, sapaan akrab Ibu Apriana Christine Tangyong, untuk menjadi Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele. Hal tersebut dikemukkan oleh Ilham K Rumpak pada hari ini, Jum’at (18/07-2025).
Dia menyebutkan, untuk saat ini, Hj St Syamsia Puang Sanggalangi alias Hj Tinthing Lambe, selaku pelaksana sementara Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele. Sudah berpesan agar dilakukan penunjukan Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele yang bersifat defenitif dari keturunan rumpun keluarga Puang So’ Lotong.
Hal itulah, kata dia, kami selaku rumpun keluarga di kampung ini, khususnya dari rumpun keluarga Puang To Tumbang Ri Pawele XI, Puang Tiku Allo alias Puang Saekurin, sudah sepakat untuk menunjuk keturunan dari rumpun keluarga Puang So’ Lotong, untuk dapat menjadi Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele,” tuturnya.
Menurutnya, bahwa Puang Sae Kurin itu bersaudara kandung dengan Puang So’ Lotong. Jadi hanya dua orang yang bersaudara kandung. “Jadi Puang So’ Lotong itu, merupakan orang tua kandung Puang Batu. Sehingga keturunannya sangat diharapkan, untuk dapat menjadi Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele.
Hal itu, maka atas inisiatif kami selaku anak-anaknya Hj Puang Tinthing telah melempar wacana ke rumpun keluarga di kampung ini, bagaimana kalau Ibu Tetin yang diusulkan menjadi Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele. “Nampaknya mereka semua sangat menyepakatinya,” tukasnya.
Akan tetapi terlepas dari itu, lanjut ia menyampaikan, maka itu kembali kepada pihak rumpun keluarga Puang So’ Lotong, siapa yang akan mereka nantinya sepakati sebagai Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele.
Ilham yang lebih akrab disapa Ayahnya Randy ini, lanjut mengemukakan, kami dari rumpun keluarga Puang Saekurin, sudah mendelegasikan sepenuhnya kepada kakak, Ayahnya Putry (Bang Foxchy, sapaan akrab Rahmat K Foxchy). Untuk mengusulkan wacana ini nanti pada pertemuan rumpun keluarga Puang To Tumbang Ri Pawele di Jakarta.
Ayahnya Randy mengaku, sudah berkomunikasi by phone dengan Ayahnya Putry, mengenai usulan rumpun keluarga di kampung atas rencana penunjukan Puang To Tumbang Ri Pawele tersebut.
Hal ini, maka dibenarkan oleh Bang Foxchy, bahkan dirinya justru sudah pula mengkonsultasikan hal ini by phone dengan Tante Rina Kadang, atas adanya wacana dari rumpun keluarga di kampung tentang figur yang mereka diusulkan sebagai Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele itu.
“Tante Rina pun juga sangat setuju atas adanya wacana dari rumpun keluarga di kampung, mengenai penunjukan Ibu Tetin, untuk menjadi Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele,” terangnya.
“Sudah sangat tepat kalau Ibu Tetin itu yang ditunjuk sebagai Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele, apabila dapat disetujui nantinya pada pertemuan rumpun keluarga di Jakarta,” tutur Ayahnya Putri yang juga kerap disapa Bang Ories ini.
Menurutnya, apalagi Puang To Tumbang Ri Pawele dan Kaparengngesan Banua Sura’ Langi’ Ri Ojo, memiliki peninggalan aset-aset hak ulayat yang cukup luas. Untuk kemudian sangat berpotensi dikembangkan dalam bentuk berbagai kegiatan usaha, seperti peternakan, perkebunan, perikanan air tawar, wisata budaya dan wisata view alam argo serta kegiatan usaha lainnya.
Lanjutnya, bahwa Kapuangan To Tumbang Ri Pawele dan Kaparengngesan Banua Sura’ Langi’ Ri Ojo itu, merupakan satu kesatuan tatanan rumpun masyarakat adat yang sangat tidak terpisahkan, karena berasal dari silisilah keturunan yang sama.
“Jadi aset-aset mengenai warisan tanah adatnya itu, maka juga sangat tidak terpisahkan kepemilikan hak-hak keulayatanya tersebut,” ungkap Bang Ories ini.
Kata dia, jika rumpun keluarga sepakat untuk menunjuk Ibu Tetin sebagai Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele. Paling tidak aset-aset hak-hak ulayat warisan leluhur kita itu, dapat di-recovery (dipulihkan –red) seperti sedia kala, supaya tidak lagi sewenang-wenang diserobot untuk diduduki atau diakui seenaknya oleh pihak-pihak lain.
Apalagi Ibu Tetin itukan, lanjutnya, memiliki cukup banyak relasi pengusaha yang bisa Beliau ajak kerjasama, untuk dapat mengelola potensi hak-hak ulayat kita di kampung tersebut. Selain untuk bisa kembali menguatkan pemberadayaan lembaga adat kita, maka sudah barang tentu pula akan dapat memberdayakan kehidupakan ekonomi masyarakat adat kita di kampung.
“Ya, kita memiliki potensi hak-hak ulayat yang cukup luas di kampung. Maka sudah saatnya sekarang ini, kita harus mulai pikirkan bersama-sama pengelolalaannya melalui kelembagaan adat,” ujarnya.
Lalu ia pun menambahkan, sehingga sangat diperlukan Pemangku Adat berbasiskan pada semangat demokratis yang sifatnya berwawasan progresif, inklusif dan partisipatif. “Jadi Ibu Tetin itu, sudah sangat tepat apabila dapat kita disepakati bersama sebagai Pemangku Adat Puang To Tumbang Ri Pawele,” harap Ayahnya Putry, mengakhiri komentarnya. (*)