LUWU UTARA, Tabloid SAR -Kualisi Masyarakat Petani Desa Mappedeceng kembali melakukan aksi demonstransi sekitar pukul 10.00 Wita di jalan Trans Sulawesi, yang mengakibatkan arus lalulintas menjadi macet sepanjang kurang lebih 2 Kilometer. Sabtu, 12/01/2019
Aksi demonstrasi tersebut, mendesak Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa, untuk kembali turun meninjau irigasi persawahan yang tidak dialiri air di persawahan masyarakat Desa Mappedeceng yang luasnya ± 30 Hektare.
Sebagai Jendral Lapangan (Jendlap) pada aksi itu, Ical, berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari pembangunan Bendungan Baliase.
‘’Kami berharap kepada pihak pemerintah agar memperhatikan dampak dari pembangunan Bendungan Baliase, yakni, persawahan masyarakat di Desa Mappedeceng, tanpa mengabaikan dari pembangunan yang sementara berjalan,’’tandasnya
Secara terpisah Ketua REKAM (Remaja Kreatif Mappedeceng) Coang, juga turut angkat bicara, saat dikonfirmasi, mengatakan, sangat menyenangkan sikap pemerintah yang mengabaikan persawahan masyarakat Desa Mappedeceng.
‘’ Persawahan masyarakat Desa Mappedeceng telah kekeringan selama bertahun-tahun, sejak dimulainya pembangunan Bendungan Sungai Baliase, apalagi irigasi tidak masuk dalam persawahan Masyarakat Desa Mappedeceng, maka untuk itu, kami berharap agar pemerintah turun kembali melakukan peninjauan ulang irigasi persawahan Masyarakat Desa Mappedeceng untuk bisa dialiri kembali air irigasi,’’ terangnya
Sekedar diketahui aksi tersebut, adalah merupakan pra kondisi, dan akan kembali turun melakukan demonstrasi pada hari senin dengan kekuatan massa yang lebih besar, pada tanggal 14 Januari 2019. digedung DPRD Kabupaten Luwu Utara.
Penulis : A.M.Rizal
Editor : Awi Celebes