PALU Tabloid SAR – Puluhan Mahasiswa Wija To Luwu dari Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya Palu (IPMIL RAYA PALU) melakukan unjuk rasa di Persimpangan lampu merah Sisinga Mangaraja (Sigma), Kota Palu, Senin kemarin (14/1/2019).
Aksi ini merupakan bagian dari aksi serentak Mahasiswa Luwu Raya di beberapa daerah diantaranya Makassar, Kendari, dan Kota lainnya di Indonesia.
Mendekati moment 23 Januari 2019 yang merupakan Perayaan Hari Perlawanan Rakyat Luwu para kaum muda Tana Luwu kembali menyuarakan terkait wacana Pembentukan Provinsi Tana Luwu Sulawesi Selatan.
Untuk itu, dalam orasi yang mereka sampaikan mendesak Pemerintah Pusat agar mencabut Moratorium Daerah Otonom Baru (DOB).
Andika, selaku Korlap menyatakan, “Pemerintah Pusat tidak dapat menjadikan alasan Infrastruktur untuk menghentikan Pemekaran sebab beberapa daerah lebih memerlukan Pemekaran Daerah di banding Pembangunan infrastruktur. Daerah Walenrang Lamasi misalnya, masyarakat tentu lebih mengingatkan agar dibentuk menjadi Kabupaten Luwu Tengah agar pelayanan Publik dan kemudahan administrasi di instansi Pemerintahan jauh lebih mudah. Apalagi selama ini masyarakat Walenrang Lamasi harus melewati Kota Palopo dengan jarak 70 Km untuk sampai di Kota Belopa,” ucap Andika
Hal ini menyulitkan masyarakat didaerah itu dalam melakukan berbagai urusan di ibu Kota kabupaten Luwu yang berada di Belopa ,yang diantarai oleh Kota Madya Palopo.
Para massa Aksi juga mengkritisi Pemerintah Pusat pada Kebijaksanaan Moratorium DOB. Menurut mereka hal itu haruslah di tinjau ulang oleh Pemerintah Pusat. Seharusnya Pemerintah mencari solusi cerdas dlm upaya pemekaran daerah. Bukan bersembunyi di bawah alasan defisit Anggaran, semisal membebankan biaya pada APBD daerah induk.
Meski demikian aksi unjuk rasa itu berjalan lancar dan damai hingga massa membubarkan diri dengan tertib.
Penulis : A.M.Risaldy
Editor : Awi Celebes