PALOPO, Tabloid SAR – Mundurnya Hamzah Jalante, sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Palopo. Hingga saat ini menjadi penuh tanya dan berpolemik dikalangan pejabat maupun masyarakat.
Padahal Hamza Jalante, mencatat banyak prestasi dan mengantarkan Kota Palopo meraih beberapa kali penghargaan.
Benarkah kasak kusuk para pembisik dan pengincar jabatan di lingkaran walikota Judas Amir sendiri yang jadi pemicu mundurnya mantan Camat Nuha ini?
Kepada Wartawan, Hamza Jalante mengaku awal mulanya ia menjabat sebagai Kepala BPKAD Palopo atas pinangan Wali Kota Palopo, HM Judas Amir.
“Saya duduk di kursi BPKAD sejak dilantik 25 November 2013, saya tak mengemis jabatan, Pak Wali sendiri yang datang melamar saya, waktu itu saat akan memasuki Pilkada, saya masih ingat di warung almarhum kakak saya di Jalan Haji Hasan saya diminta membantu beliau, saat itu,” beber Hamza Jalante, peraih 3 kali WTP laporan keuamgam Pemkot Palopo.
Saat menyerahkan surat pengunduran dirinya Hamza Jalante mengaku sedih atas respon yang diberikan Wali Kota kepadanya.
“Jujur, saya cukup sedih, karena respon Pak Wali biasa-biasa saja, beliau hanya tanya ada masalah apa? Mengapa mundur ki nak? Dan saya jawab tidak ada ji masalah, om haji. Mungkin waktunya mi memang saya kembali ke asal saya (IPDN),” kata Hamza Jalante.
“Saya berpikir positif saja, Pak Wali adalah atasan saya, dan saya tetap menghormatinya sampai kapan pun, beliau orang baik. Saya tak ingin ada polemik. Urusan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar jangan sampai campur aduk, saya tak ada masalah dengan siapapun,” tambahnya.
Sementara itu, pasca beredarnya informasi pengunduran dirinya ia banyak mendapat pertanyaan dari orang. Mulai dari mantan Dandim sampai koleganya di IPDN.
“Teman-teman angkatan, mantan bupati dan pengurus IKA Smansa semua bereaksi mempertanyakan, mengapa saya mundur. Tetapi saya katakan, ada masanya. lebih baik kita mengalah dan memberi kesempatan pada yang lain, rezeki itu sudah Tuhan atur, saya tinggalkan tambahan penghasilan dari beban kerja dan tanggungjawab jabatan Rp15 juta sebagai Kepala BPKAD (PPKD/BUD/Pejabat Penatausahaan BMD) dan kembali mengabdi jadi dosen IPDN sama-sama mulia, saya berpegang teguh pada prinsip. Makanya teman-teman Kadis bilang, wah bahaya, kalau Hamzah Jalante sudah bilang merah ya merah, tak ada cerita,” ucap Hamza sambil tertawa.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Palopo dari Fraksi Gerindra, Hj Hasriani SH menilai, sosok Hamzah Jalante sebagai salah satu Putra terbaik yang dimiliki kota Palopo, sosok sederhana dan bersahaja.
“Saya pribadi mengucapkan terima kasih banyak atas kerja samanya dengan kami di Legislatif selama ini, dalam membangun Kota Palopo dan ikut andil berperan dalam mendapatkan WTP,” tulis Hasriani saat dimintai tanggapan via WhatsApp, Minggu (3/2/2019) lalu.
“Pengunduran dirinya itu adalah hak prerogatif beliau dan satu yang perlu kita pahami bahwa rezeki itu tidak bakalan tertukar, Insya Allah rezeki yang lain, di tempat yang baru sudah menanti, semoga tambah sukses dan sehat selalu dalam menjalankan tugas ke depan, beliau juga adalah salah satu putra terbaik kota Palopo yang kita miliki,” harap Hasriani.
Berbeda halnya dengan Edy H Maiseng atau Emas. Notaris dan juga Caleg PDI Perjuangan ini menilai, sosok Hamzah Jalante sebagai birokrat sejati yang paham tentang tata kelola pemerintahan yang baik dan benar.
“Saya pernah diminta pak Hamzah sewaktu awal menjabat Kepala DPPKAD untuk memberikan outbound training dalam rangka lebih mensolidkan teamworknya sekaligus memantik spirit achievementnya,” ungkapnya.
Beliau dengan tegas mengatakan pada saat itu, bahwa beliau dan jajarannya akan meningkatkan PAD kota Palopo secara spektakuler dan beliau akhirnya mampu membuktikannya.
“Saya salut sama beliau sebagai kakak dan senior saya dari SMA 1 Palopo. Beliau adalah pamong pekerja keras, memiliki komitmen yang tinggi dan berintegritas baik,” cetusnya.
Sementara itu, kolega Hamzah Jalante di DPRD Palopo dari Fraksi PPP, Budiman ST mengaku tidak kaget dengan mundurnya Hamzah Jalante
“Saya tidak kaget bro dengan mundurnya pak hamsa dari awal disampaikan pada saya bahwa suatu saat saya akan kembali ke kampus setelah selesai semua membantu pak judas membenahi kapal pecah. (keuangan yang carut marut) saya kira hasilnya kita lihat WTP 3 kali artinya tugas beliau selesai harapan kami smoga yang ganti beliau ilmunya sama deng pak hamsah,” punkas Budiman.
Lantas bagaimana tanggapan Muchtar Luthfi Mutty, mentor dan guru HJ sendiri?
Lewat kolomnya bertajuk “Loyalitas” yang sengaja ia tulis buat menyindir perilaku menyimpang para Kepala Daerah yang masih menjadikan Sanak Family sebagai unsur atau bagian dari pemerintahan, mengatakan, sosok Hamzah Jalante adalah “murid” teladan yang berkarakter dan berani melawan dan mengatakan tidak, jika memang tidak sesuai aturan yang berlaku.
“Hanya orang yang berkarakter, berintegritas, tidak gila jabatan, tidak diperbudak oleh jabatan, yang bisa bilang: tidak! pada pemimpin yang menyimpang dari pakem kepemimpinan yang baik dan benar, saya bangga kepada HJ,” tegas Opu LAM, sapaan akrab anggota DPR RI Fraksi NasDem itu.
Diketahui, Hamza Jalante pernah menjabat sebagai Kepala BPKAD Luwu Utara dimasa kepemimpinan Muchtar Luthfi dan berpindah ke Kota Palopo dengan jabatan yang sama.
Editor : Herianto